Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 6,5%. Keputusan ini diambil setelah melakukan evaluasi terhadap perkembangan ekonomi yang semakin membaik sesuai dengan perkiraan.
"Level BI rate juga dipandang masih konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi sebesar 5% plus minus 1% pada tahun 2010 ditambah dengan upaya proses pemulihan ekonomi, stabilitas keuangan dan intermediasi perbankan," kata Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Dyah Makhijani dalam siaran pers yang diterima detikFinance, Rabu (5/5/2010).
Ia mengatakan, rapat Dewan Gubernur juga berpendapat bahwa pemulihan ekonomi global terus berlanjut dengan instensitas yang semakin kuat sehingga berdampak kepada perekonomian domestik khususnya ekspor. Proses pemulihan ekonomi di Amerika Serikat dan Jepang semakin membaik dan mendorong perbaikan ekonomi di negara-negara emerging market Asia seperti China yang mencatat pertumbuhan ekonomi cukup tinggi dalam 3 tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbaikan kinerja sektor eksternal berdampak positif terhadap neraca pembayaran Indoensia. Ekspor terus tumbuh tinggi mendorong surplus transaksi yang terus berjalan, dari sisi harga tekanan inflasi sampai dengan bulan april 2010 masih terkendali pada tingkat yang rendah.
"Ini sejalan dengan penguatan nilai rupiah, respon penawaran yang dapat mengimbangi peningkatan permintaan dan terjaganya ekspektasi inflasi," ujarnya. (ang/dnl)











































