Pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ternyata berdampak terhadap perubahan persepsi risiko. Indonesia menjadi salah satu negara yang paling parah mengalami kenaikan persepsi risiko.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan mencatat setelah dikeluarkannya rilis World Bank tentang pencalonan Sri Mulyani menjadi Managing Director, yield (imbal hasil) surat utang mengalami kenaikan 30 bps dalam jangka waktu setengah hari saja.
"Kemarin dalam waktu setengah hari ada kenaikan yield surat utang hingga 30 bps. Padahal biasanya dalam sehari kenaikan yield maksimal hanya 5 bps," ujar Dirjen Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto di Gedung Menko Perekonomian, Jalan Wahidin, Jakarta, Kamis (06/05/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, hal seperti ini menunjukkan ada persepsi investor yang menunjukan perubahan terhadap persepsi risiko di pasar.
"Investor langsung mengambil sikap wait and see. Jika dibandingkan dengan negara lain Indonesia yang paling parah walaupun memang negara lain juga mengalami kenaikan persepsi risiko," paparnya.
Dikatakan Rahmat, investor masih terus melihat siapa nantinya yang mengganti Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.
"Karena selama ini Menkeu selalu bisa memberikan landasan pengelolaan keuangan yang baik. Kemudian yang kedua terbukti bahwa keuangan kita sangat tertata dengan baik," jelasnya.
Situasi saat ini, lanjut Rahmat sangat tidak menentu disamping derasnya capital inflow yang mengalir ke Indonesia.
"Investor sangat percaya terhadap Sri Mulyani, beliau menciptakan iklim yang kondusif," katanya. (dru/ang)











































