Menurut Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Evelina Pietruschka, pendapatan premi asuransi jiwa secara keseluruhan juga meningkat sebesar 28,2 persen dari Rp 13,5 triliun di triwulan I-2010 menjadi Rp 17,3 triliun di periode yang sama tahun ini.
"Peningkatan ini membuktikan industri asuransi secara kolektif merupakan salah satu investor yang aktif di pasar ekuitas dan obligasi Indonesia," katanya dalam jumpa pers di Plaza FX, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (8/7/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah aset industri secara keseluruhan mencapai Rp 145,7 triliun di triwulan I-2010, meningkat sebesar Rp 43,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada periode yang sama, pendapatan investasi bagi asuransi jiwa naik 32,4 persen menjadi Rp 3,97 triliun dari tahun sebelumnya Rp 3 triliun. Sementara, alokasi investasi keseluruhan mencapai Rp 118,8 triliun atau meningkat 24,9 persen dibandingkan Rp 95,15 triliun di tahun 2009 lalu.
"Peningkatan jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia," katanya.
Saat ini, terdapat sekitar 35 juta masyarakat kelas menengah di Indonesia. Jumlah tersebut mewakili 14,6 persen dari total penduduk Indonesia.
Ia mengatakan, dari sisi prosuk, berdasarkan survei yang dilakukan AAJI akhir tahun 2009 mengenai Persepsi Masyarakat terhadap Asuransi, asuransi jiwa menjadi produk keuangan yang paling menarik setelah tabungan dan kredit kendaraan bermotor.
Berdasarkan hasil survei itu, dari toal 1.000 responden, 9 persen responden yang telah berkeluarga telah memiliki produk asuransi, sementara 12 persen diantaranya memiliki kredit kendaraan bermotor dan 44 persen memilik tabungan di bank.
"AAJI akan memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan sosialisasi akan pentingnya asuransi, terutama asuransi jiwa, kesehatan dan pendidikan," kata Executive Director AAJI Stephen Juwono.
Hal ini sejalan dengan perkembangan penjualan produk-produk asuransi. Produk tradisional, antara lain meliputi asuransi jiwa, kesehatan dan pendidikan, menyumbangkan sebesar Rp 7,3 triliun, setara 54 persen dari total pendapatan premi industri sebesar Rp 13,5 triliun di triwulan I-2010.
(ang/dro)











































