Demikian disampaikan Direktur Lembaga Riset di Bidang Asuransi LIMRA Gary R. Aluise pada jumpa pers Konferensi LIMRA/LOMA Strategic Issues Conference di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Minggu (26/9/2010).
"Hanya tiga persen dari populasi Indonesia yang memegang polis," kata Gary.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
pekerja baik perorangan maupun perusahaan yang belum memegang polis.
"Penetrasi asuransi di Indonesia sangat rendah," katanya.
Namun saat ini posisinya Indonesia, secara kuantitas masih jauh dibandingkan dengan Cina dan India. Gary menambahkan ketertinggalan itu bukan hal yang buruk.
"Perusahaan asuransi di Indonesia fokus pada kualitas pelayanan sedang di Cina dan India lebih ekspansif mengejar kuantitas,” katanya.
Pasar asuransi Indonesia akan tumbuh perlahan dengan komitmen dari pemerintah sebagai regulator. Fokus pengembangan menyangkut profesionalisme dan membangun jaringan agensi yang berkualitas.
Untuk pengembangan itu, LIMRA dan LOMA sudah membangun jaringan e-learning dan menyelenggarakan program kursus bagi agensi asuransi bekerjasama dengan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI).
Menurut Angela T. de Leon dari TANDIKA Learning Institute for Financial Services, konferensi ini akan menyajikan riset terbaru tentang trend
terbaru dan perkembangan jasa keuangan, dibidang marketing, distribusi dan manajemen perusahaan asuransi jiwa di Asia Pasifik.
Konferensi tahunan ini diikuti oleh 70 perusahaan asuransi jiwa se-dunia dari 15 negara, diantaranya Jepang, China, India, Thailand , Vietnam ,
Korea Selatan,Taiwan, Malaysia dan Australia. Perusahaan asuransi yang hadir, diantaranya AIG, Prudential, Manulife, Sunlife, Bumi Putera, dan AXA dan lain-lain.
(gds/hen)