Dewan AKKI yang juga General Marketing Cards Biz BNI, Dodit W Probojakti mengungkapkan ada beberapa syarat yang wajib dibenahi seiring dengan pertumbuhan pemegang kartu kredit.
"AKKI optimistis pertumbuhan nasabah kartu kredit akan terus melonjak. Namun harus diimbangi dengan beberapa syarat," ujar Dodit kepada detikFinance di Jakarta, Selasa (30/11/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Merchant acceptance di sektor pemerintah perlu ditingkatkan, karena sekarang masih sedikit harusnya kartu kredit dapat digunakan di fasilitas publik milik pemerintah seperti Samsat, pelabuhan-pelabuhan dan bandar udara atau airport," papar Dodit.
Dikatakan Dodit, saat ini masih banyak sektor pemerintah yang masih "cash-oriented", padahal yang diharapkan adalah industri dapat berubah secara bertahap. "Untuk mendukung BI juga dalam mencapai cash less society," tuturnya.
Kedua, dari segi infrastruktur dimana seluruh lapisan daerah tingkat dua yakni dari Kotamadya dan Kabupaten harus dilengkapi fasilitas Electronic Data Capture (EDC).
"Karena percuma kartu kredit banyak jika tidak ada mesin EDC dan mesin pembaca kartu kredit di tingkat Kotamadya dan Kabupaten. Oleh karena itu kesiapan infrastruktur
seperti telecom line dan listrik harus dikembangkan," katanya.
Ketiga, perlunya seluruh stakeholder dimana pemerintah, bank sentral, industri perbankan, lembaga perlindungan konsumen seperti YLKI mendukung dari sisi edukasi.
"Sehingga masyarakat dapat lebih bijak menggunakan kartu kreditnya," kata dia.
Dengan adanya hal-hal pendukung tersebut, Dodit meyakini kartu kredit akan terus tumbuh dari sisi pemegang atau nasabah hingga nilai transaksinya.
"Menurut kami, industri kartu pembayaran harus diserahkan ke market mechanism, agar industri bisa lebih effective," tukasnya.
Sebelumnya pengusaha 'kakap' sekaligus pemilik sebuah bank Chairul Tanjung memprediksikan dalam 8 tahun kedepan pemegang kartu kredit di Indonesia akan meningkat hampir 7 kali lipat.
Hal tersebut dikarenakan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi seiring dengan PDB per kapita yang juga terus menunjukkan peningkatan yang signifikan.
"Jika kita melihat mapping kartu kredit disaat ini, dimana ketika PDB per kapita sebesar US$ 3000 terdapat sejumlah 11,3 juta kartu kredit," ujar
Chariul kemarin.
"Jika kita optimis pada 2018 PDB per kapita mencapai US$ 7000-8000 maka kita estimasi maka kepemilikan kartu kredit akan mencapai 85 juta," imbuh
Chairul.
(dru/qom)











































