Bank Permata Incar Pertumbuhan KPR 25% Tahun Ini

Bank Permata Incar Pertumbuhan KPR 25% Tahun Ini

Whery Enggo Prayogi - detikFinance
Kamis, 16 Des 2010 17:58 WIB
Bank Permata Incar Pertumbuhan KPR 25% Tahun Ini
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) menargetkan pertumbuhan kredit perumahan (KPR) hingga akhir tahun mencapai 25%. Pasar properti yang kuat menyebabkan tingkat penyerapan di kredit konvensional ataupun syariah terus tumbuh.

Demikian disampaikan Direktur Perbankan Ritel Bank Permata Lauren Sulistiawati dalam public expose di kantornya, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (16/12/2010).

"KPR kita akan jaga di 25% sampai akhir tahun. Sekarang kan lagi bagus. Perumahan, bangunan belum berdiri sudah laku," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyerapan kredit terjadi secara merata di unit konvensional ataupun syariah. Khusus syariah, pertumbuhan kredit tercatat paling pesat. Pasalnya, BNLI tengah fokus dalam pengembangan kredit KPR dari Unit Usaha Kerja (UUS) syariah milik perseroan.

"Untuk syariah, kita perkuat KPR dengan banyak penawaran. Mudarabah dan lain-lain. KPR sudah menjawab kebutuhan nasabah," paparnya.

Saat ditanyakan kesiapan perseroan untuk spin off unit syariah, Lauren menegaskan, hal itu tidak dilakukan dalam waktu dekat. Manajeman masih menunggu bisnis perbankan syariah solid, sebelum akhirnya lepas secara resmi dari induk BNLI.

"Kita tetap rencanakan. Tunggu bisnis solid. Nanti akan terpecah. Bisnis ini terlalu berat, harus buat sistem, cabang. Paling lama dalam 5 tahun lagi sudah dilakukan,l tegas Lauren.

Ia menambahkan, usai memiliki GE Finance, perusahaan pembiayaan non bank, perseroan masih butuh waktu 9 bulan untuk mengintegrasikan portofolio kartu kredit GE Finance dengan perseroan. Dimana, dalam kurun waktu tersebut GE Finance akan terus beroperasi sebagai perusahaan yang berdiri sendiri.

"Perusahaan akan berdiri sendiri, dan proses join finance otomotif dan kartu kredit masih membutuhkan waktu 9 bulan," tegas Lauren.

Bank Permata mencatat pertumbuhan kredit 23% sepanjang triwulan III-2010, menjadi Rp 46,409 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 37,872 triliun. Sekitar 25-30% dari total merupakan kredit belum cair (undirbursed loan). Ini setara dengan Rp 11,6-13,92 triliun.

"Undisbursed loan kita sama dengan industri, 25-30% dari angka September," ucap Lauren.

Dengan tingkat pertumbuhan kredit yang masih terjaga, perseroan menargetkan rasio kecukupan modal (CAR) berada di level 12-13%. Ini belum termasuk modal baru melalui penerbitan saham baru (right issue) Rp 1,991 triliun.

"Kita belum hitung dari penambahan baru itu, kita tunggu angka akhir tahun saja," tambah Wakil Direktur Utama BNLI, Herwidayatmo.

(wep/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads