Pertumbuhan Kredit di 2011 Diproyeksi Melambat

Pertumbuhan Kredit di 2011 Diproyeksi Melambat

Herdaru Purnomo - detikFinance
Kamis, 06 Jan 2011 16:50 WIB
Pertumbuhan Kredit di 2011 Diproyeksi Melambat
Jakarta - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan di 2011 lebih rendah dibandingkan pada 2010. Hal tersebut dikarenakan masih lambatnya kredit infrastruktur dan maraknya perusahaan korporasi yang menerbitkan surat utang ketimbang mengambil kredit di bank.

Bank sentral menargetkan tahun 2011 kredit perbankan berada tumbuh 20-23% atau lebih rendah dibandingkan pada tahun 2010 yang berada antara kisaran 22-24%.

Demikian diungkapkan Direktur Direktorat Penelitan dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia Wimboh Santoso ketika ditemui wartawan di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (6/1/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di 2011 kita sudah hitung, pertumbuhannya itu kira-kira 20-23% ini karena ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan kita harus realistis," ujar Wimboh.

Menurutnya, masih belum pastinya Undang-Undang mengenai pembebasan lahan akan mengakibatkan kredit infrastruktur kembali terganjal pertumbuhannya pada tahun 2011. Selain itu, Wimboh mengatakan, kondisi pasar modal yang baik akan membuat perusahaan korporasi lebih senang menerbitkan surat utang dibanding mengambil kredit perbankan.

"Kredit korporasi ke depan rating akan lebih bagus, sehingga beberapa korporasi better off untuk mengeluarkan surat utang," terangnya.

Sementara itu, Wimboh mengatakan pada tahun 2011 pertumbuhan kredit akan lebih didorong oleh kredit di sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). "Disamping kredit konsumsi yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang masih baik di 2011," tambah Wimboh.

Lebih lanjut Wimboh memaparkan, kredit UMKM sudah terlihat lebih dominan di 2010 dimana hampir 53,32% diantara kredit lainnya. "Per Oktober 2010 kreditnya tumbuh 25,17% untuk UMKM. Sedangkan non UMKM itu hanya17,95%. Paling tidak tahun depan hampir sama, tapi akan lebih besar dari kredit secara overall," katanya.

Rendahnya Realisasi Kredit Bank BUMN

Pada bagian lain, Wimboh mengungkapkan masih rendahnya penyaluran kredit oleh bank-bank plat merah dikarenakan masih banyaknya kredit infrastruktur yang tidak dicairkan selama 2010. Menurut Wimboh, bank BUMN hanya menyalurkan kredit Rp 78,9 triliun dibandingkan target dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yang sebesar Rp 125 triliun.

"Jadi bank BUMN sampai 31 Desember 2010 itu masih kurang Rp 46,1 triliun lagi. Itu faktornya yang pada mulanya kredit dialokasikan ke infrastruktur belum banyak yang terealisasi. Sehingga dari RBB awal tahun yang ditargetkan sebesar Rp 125 triliun realisasinya Rp 78,9 triliun," paparnya.

Secara total keseluruhan RBB perbankan, Wimboh mengatakan perbankan mengincar kredit di 2010 sebesar Rp 334,5 triliun. Namun, lanjutnya hanya terealisasi Rp 325,9 triliun atau dalam presentasi 22,8% di 2010. "Ya hanya kurang Rp 8,6 triliun di 2010. Tetapi itu bukan masalah besar," terangnya.

(dru/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads