Kredit tersebut untuk digunakan KAI untuk proyek investasi senilai Rp 4,735 triliun dengan sumber pendanaan dari pembiayaan bank 85% dan self financing 15% atau senilai Rp 710,26 miliar.
Direktur Utama BNI, Gatot Suwondo mengatakan, pemberian fasilitas kredit sindikasi kepada KAI ini menunjukkan. besarnya peluang dan potensi perkeretaapian di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek investasi ini digunakan untuk pembiayaan 44 unit lokomotif di Sumatera Selatan, 100 unit lokomotif di Jawa, 1.200 unit gerbong KKBW (pengangkut batubara), dan 1.200 unit gerbong PPCW (pengangkut barang).
Di Sumatera Selatan, KAI telah mendapat kontrak pengangkutan batubara dari PT Bukit Asam Tbk (PTBA) hingga tahun 2029. Di Pulau Jawa, KAI juga mengantisipasi kenaikan pengiriman barang menggunakan kereta api dari industri semen, baja, consumer goods, dan barang-barang lainnya.
Selain angkutan barang, KAI memiliki produk dan jasa lainnya, yaitu angkutan penumpang, angkutan BBM, angkutan CPO, ekspedisi parcel, kereta wisata dan jasa lainnya. KAI telah menjadi nasabah BNI sejak tahun 1980 dengan memanfaatkan berbagai layanan dan produk BNI, termasuk layanan trade finance letter of credit (LC) impor.
Pada kesempatan yang sama Direktur Utama BRI, Sofyan Basir juga mengatakan dengan adanya sarana transportasi kereta api yang handal, khususnya angkutan barang maka pengangkutan komoditi dari titik produsen ke titik konsumen akan semakin lancar.
"Ini sebagai bentuk komitmen BRI kepada sektor transportasi juga. Sarana transportasi kereta api khususnya angkutan barang dari titik produsen ke titik konsumen diharapkan akan semakin lancar," kata Sofyan.
(dru/ang)











































