"Secara umum Mandiri mempunyai plafon kredit tahun 2011 hingga Rp 50 triliun. Mandiri siap membiayai infrastruktur kelistrikan bagi PLN," ujar Direktur Utama Mandiri Zulkifli Zaini ketika ditemui disela acara IBEX 2011, JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (11/5/2011).
Menurut Zulkifli, Mandiri bisa saja mendanai seluruh proyek PLN namun harus dilihat Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang dimiliki Mandiri. "Mandiri mempunyai BMPK bagi satu perusahaan hingga Rp 12 triliun maka diperlukan kredit sindikasi untuk membantu mendanai PLN," kata Dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk kelistrikan kita telah mengucurkan Rp 10-15 triliun dalam waktu 4 tahun terakhir. Kita terus menunjukkan komitmennya dan siap membantu kelistrikan," tambahnya.
Namun, lanjut Gatot harus dilihat dahulu proyek PLN secara keseluruhan dan dilihat yang paling penting terlebih dahulu.
Sebelumnya Direktur Utama PLN Dahlan Iskan menuturkan pendanaan eksternal dibutuhkan untuk proyek investasi awal PLN untuk mengembangkan pembangkit-pembangkit listrik baru.
"Apakah seperti tahun lalu, yang jelas kita gak boleh punya uang banyak. Apalagi loan. Jadi harus tepat waktu, dalam pinjam-meminjam," paparnya.
Dari total investasi tahun 2011 yang mencapai Rp 70 triliun, perseroan masih kekurangan dana Rp 15 triliun. Perbankan sendiri telah menyatakan kesiapan dalam pendanaan.
Kredit UMKM Mandiri Capai Rp 34 Triliun
Pada kesempatan yang sama, Zulkifli mengatakan, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sektor UMKM sebesar Rp 34,3 triliun sampai akhir Maret 2011, lebih tinggi dari penyaluran tahun 2010 Rp 26,7 triliun. Bank Mandiri menargetkan kredit UMKM bisa tumbuh di atas 25%
βKami ingin meningkatkan peran aktif dalam mendorong peningkatan perekonomian masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Untuk itu Bank Mandiri memperbanyak penyalurannya ke sektor industri yang banyak digeluti masyarakat sehingga harapan kami untuk terus tumbuh bersama Indonesia dapat tercapai,β ujarnya.
Menurut Zulkifli, sektor UMKM menjadi salah satu fokus Bank Mandiri. Sebab, merupakan penyerap tenaga kerja terbesar dan penyumbang PDB yang signifikan.
Ia menambahkan, saat ini lebih dari 98% struktur usaha di Indonesia merupakan UMKM dan terus berkembang setiap tahun. Segmen UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja hingga 96,21 juta orang dan pada 2009, kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai Rp 1.214,73 triliun atau sekitar 58,17% dari total PDB.
"Kita targetkan kredit UMKM bisa melampaui 20% bahkan sampai 25%," jelasnya.
Sementara penyaluran pembiayaan UMKM dengan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR), meningkat dari Rp 1,5 triliun pada kuartal pertama 2010 menjadi Rp 4 triliun di kuartal pertama 2011. Tingkat NPL KUR juga semakin membaik dari 1,87% di Maret 2010 menjadi 0,72% pada Maret 2011.
Untuk merealisasikan komitmen terhadap pengembangan sektor UMKM, Bank Mandiri juga menyalurkan kredit ke sektor ini melalui anak perusahaan Bank sinar harapan Bali sebesar Rp 604 miliar.
Zulkifli melanjutkan, dalam pengembangan sektor UMKM terdapat beberapa tantangan yang perlu mendapat perhatian seluruh pihak, yaitu kondisi infrastruktur yang belum memadai, relatif sulitnya berbisnis untuk UMKM dalam negeri, ancaman harga minyak dunia dan dampak implementasi ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA) dan Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN akan mendorong liberalisasi arus barang, jasa, investasi dan tenaga kerja terampil antar negara anggota ASEAN. Sementara ACFTA akan memberi ruang yang lebih besar bagi barang produksi China untuk masuk ke Indonesia.
"Tantangan tersebut perlu mendapat perhatian dari seluruh pihak agar dapat mempersiapkan diri dan mengantisipasi berbagai dampak kebijakan regional. Caranya, melalui peningkatan kualitas basic requirement, efisiensi dan daya saing serta mendorong inovasi,β ujar Zulkifli.
(dru/ang)