"Potensi perbankan syariah di Malaysia sangat baik, terutama jadi acuan negara-negara lain. Dengan itu, kita akan melihat lebih jauh bagaimana Malaysia dapat mencapai pangsa pasar syariah yang baik dan besar," ujar Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution dalam sambutannya dalam acara "Joint High Level Conference on Islamic Finance" BI-Bank Negara Malaysia di Hotel Shangrila, Jakarta, Senin (18/7/2011).
Dijelaskan Darmin, Malaysia menjadi pemimpin industri keuangan syariah di negara Asia. Perbankan syariahnya telah berkembang sejak tahun 1983.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Darmin menambahkan, dengan melihat perkembangan tersebut di Indonesia yang memang memiliki penduduk Muslim yang cukup banyak akan melihat bagaimana Malaysia mengembangkan perbankan syariahnya.
"Bagaimana melayani pangsa pasar dan Indonesia akan melihat bagaimana cara Top Down yang digunakan Malaysia dimana dengan dukungan langsung dari pemerintahnya. Berbeda dengan Indonesia yang ternyata Bottom Up," jelas Darmin.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Sentral Malaysia Zeti Akhtar Aziz menekankan, memang lembaga keuangan Islam di dunia terus menunjukkan peningkatannya terutama industri perbankan syariah.
"Oleh karena itu harus didukung SDM (Sumber Daya Manusia) di industri syariah yang cukup besar. Dan sangat diperlukan pengembangan kerja sama antara Indonesia dengan Malaysia," katanya.
Menurutnya, keuangan Islam alias industri ekonomi syariah kini telah berkembang pesat dan menjadi bagian penting transaksi lintas negara.
"Bagi Indonesia-Malaysia ada peluang strategis untuk memperkembangkan lagi keuangan Islam dan merangsang bersama transaksi lintas negara Islam ini," kata Zeti.
(dru/ang)











































