Demikian hal itu diungkapkan Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto kepada detikFinance, Sabtu (6/8/2011).
"Dampak terhadap Indonesia masih kami assess (evaluasi), tapi bisa terjadi capital inflows (arus modal masuk) akan semakin deras," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu hal yang membuat pertumbuhan ekonominya melambat adalah kebijakan yang akan dilakukan bank sentral setempat alias The Federal Reserve (The Fed) untuk memperbaiki kondisi ekonomi AS.
"Bank sentral AS bisa jadi mengeluarkan kebijakan di kuartal III karena growth yang melambat. Bank sentral Eropa baru saja melakukan pembelian bond dari Irlandia dan Portugal," ungkapnya.
Seperti diketahui, Lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) menurunkan peringkat utang luar negeri AS menjadi AA+ dari sebelumnya AAA. S&P juga menegaskan A-1+ untuk rating jangka pendeknya.
Peringkat AS tersebut diturunkan karena situasi politik yang tak menentu, beban AS terhadap utang-utangnya yang meningkat serta outlook yang negatif.
S&P memberi prospek pada peringkat utang jangka panjang AS negatif. S&P juga bisa menurunkan peringkat jangka panjang untuk AA tadi dalam dua tahun ke depan jika ada pengeluaran yang lebih tinggi daripada yang disepakati sebelumnya.
(ang/nrs)











































