Demikian disampaikan oleh Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI), Mulya Siregar di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (5/9/2011).
"Laba mudah-mudahan bisa lebih dari Rp 1 triliun lebih dengan kinerja target yang optimistis," kata Mulya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Mulya, perkembangan sejumlah bank syariah yang relatif baru berdiri belum signifikan karena kurangnya dukungan induk usaha dalam perluasan jaringan unit kerja dan teknologi informasi.
Menurut dia, hanya ada dua bank syariah baru, yang telah menunjukan pertumbuhan progresif karena dukungan induk usaha, yakni Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Negara Indonesia Syariah.
โBank syariah yang lain saya belum melihat karena mereka sedang konsolidasi dan mungkin induknya belum mendukung penuh. Kalau induknya sudah mendukung mungkin bisa cepat seperti BRI Syariah dan BNI Syariah,โ ujarnya.
Sejumlah bank syariah yang dimaksud adalah BCA Syariah, Victoria Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Panin Syariah, Bank Jabar Banten Syariah dan Maybank Indonesia Syariah.
Mulya menambahkan dukungan induk usaha tersebut diperlukan dalam perluasan jaringan unit kerja dan teknologi informasi.
โYa kuncinya memang jaringan dan teknologi informasi. Kalau kedua itu sudah didukung maka perkembangannya bisa cepat,โ ujarnya.
Lebih jauh Mulya mengatakan industri perbankan syariah lebih maju selangkah dibandingkan dengan bank umum. Yakni, sambungnya dalam hal efisiensi.
"Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO) perbankan syariah cukup rendah. BOPO mereka masih sekitar 70% sampai 80%, ya kan berarti bisa dibilang tidak terlalu boros," terangnya.
Perbankan syariah berikut Unit Usaha Syariah (UUS) telah mengucurkan pembiayaan hingga Rp 82,6 triliun selama semester I-2011. Angka tersebut mengalami kenaikan 32,4% dari periode yang sama tahun 2010 yang hanya sebesar Rp 55,80 triliun.
BI juga mencatat hingga Juni 2011 atau selama semester I-2011, industri perbankan syariah dan UUS-nya telah mencetak laba sebesar Rp 777 miliar meningkat 34% dibandingkan pada Juni 2010 yang sebesar Rp 506 miliar
Pembiyaan bank syariah dan UUS lebih dominan di sektor jasa dan dunia usaha serta perdagangan, restoran dan hotel.
(dru/ang)











































