Manajemen Baru, Askrindo Bidik Laba Rp 100 Miliar

Manajemen Baru, Askrindo Bidik Laba Rp 100 Miliar

Whery Enggo Prayogi - detikFinance
Kamis, 22 Sep 2011 10:18 WIB
Manajemen Baru, Askrindo Bidik Laba Rp 100 Miliar
Jakarta - Manajemen baru PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) menargetkan dapat meraih laba Rp 90-100 miliar sampai akhir 2011. Hal ini terjadi karena membaiknya kondisi keuangan, khususnya akan menurunnya biaya klaim di tahun berjalan.

"Laba sampai Juli positif Rp 46 miliar. Walaupun kecil, lebih baik dari pada negatif seperti di 2009-2010. Saat ini mulai membaik, dan sampai akhir tahun kita harapkan bisa Rp 90-100 miliar untuk laba sebelum pajak," kata Direktur Utama Askrindo, Antonius Chandra Napitupulu, di Jakarta, Rabu (22/9/2011) malam.

Pencapaian ini tidak lepas dari penurunan rasio klaim terhadap premi yang terus menurun. Jika di periode 2010 rasionya mencapai 259%, pada pertengahan tahun telah turun hingga 120%. Kinerja Askrindo yang buruk dari manajemen lama, tidak lepas dari total klaim yang membengkak mencapai Rp 600 miliar. Padahal premi yang perseroan dapat selama 2007-2010 Rp 300 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk 2011, kita harapkan membaik. Dimana kinerja kami dipengaruhi kinerja bank pelaksana. Baik dari pengelolaan atau dari sisi klaim. Bankk pelaksana kini bisa mengidentifikasi potensi kredit macet yang akan terjadi," tegas Anton.

Direksi Askrindo pun berharap, investasi ilegal perseroan yang melibatkan manajemen lama dapat segera berakhir. Karena dengan selesaikan kasus, maka mempercepat perbaikan kinerja Askrindo di masa mendatang.

"Manajemen baru harap kasus selesai, clear. Jadi manajemen bisa bergerak, gak ada ganjelan. Ga ada hambatan dari rencana kerja kita," ucap Anton.

Seperti diketahui, Polisi menemukan pelanggaran investasi Askrindo sebesar Rp 439 miliar yang melipatkan lima lembaga keuangan. Ini terdiri dari investasi Kontrak Pengelolaan Dana (KPD), Repurchase Agreement (Repo), surat utang korporasi, dan surat utang negara (SUN).

Polisi juga telah menahan dua tersangka ZL dan RS dan memeriksa 28 saksi lain. Askrindo diduga melakukan rekayasa keuangan yang dilakukan melalui kerjasama dengan 4 manajer investasi ada penyaluran dana.

Penempatan dana investasi ternyata masih dilakukan oleh manajemen baru Askrindo. Namun didominasi oleh investasi deposito sekitar 70-80%. Sisanya ditempatkan pada surat utang obligasi dan saham .

"Semua investasi yang baru sudah sesuai dengan aturan. Total dana kelolaan Rp 1,6 triliun, dan ini diluar lima MI yang bermasalah. 80% deposito, karena KUR ini memang harus ditempatkan di bank penyaluar. Bank penjamin akan minta cash deposit, maka ditaruh disana," tegasnya.

(wep/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads