Menurut Kepala LPS Firdaus Djaelani, target perolehan dana penjualan Bank Mutiara minimal Rp 6,7 triliun.
"Kita akan lakukkan dalam waktu dekat. Februari atau Maret ini," katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (25/1/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin ada yang minat dari Eropa dan negara tetangga. Tapi tidak disebutkan identitasnya. Mereka kan baru calon. Nanti kalau tidak bisa, kita lakukan lagi November. Kan dalam satu tahun ada dua kali kesempatan," tegasnya.
Lanjut Firdaus, usai gagal menjual Bank Mutiara tahun lalu, maka LPS bisa menunda penjualan hingga dua tahun kedepan, sembari manajemen melakukan perbaikan.
Seperti diketahui, LPS menyatakan telah menguasai 99,996% saham PT Bank Mutiara Tbk (BCIC) melalui bailout senilai Rp 6,7 triliun. Pemegang saham lama terdilusi paksa menjadi hanya sebesar 0,004% dan akan hilang setelah dijual nanti. Setelah LPS berhasil menjual Bank Mutiara dalam jangka waktu 3-5 tahun ke depan, pemilik baru akan mengambil alih 100% saham Bank Mutiara.
Hingga akhir 2011, LPS menyampaikan Bank Mutiara memperolehan laba Rp 291 miliar (unaudited). Angka ini naik dari tahun sebelumnya Rp 218 miliar.
Anggota Dewan Komisioner LPS Mirza Adityaswara menambahkan, penyaluran kredit bank mutiara juga naik 49,2% menjadi Rp 9,4 triliun, dari sebelumnya Rp 6,3 triliun.
Dana pihak ketiga (DPK) pun naik 25,84% menjadi Rp 11,2 triliun pada Desember 2011, dibanding akhir tahun 2010 sebesar Rp 8,9 triliun.
"Total aset Bank Mutiara sebesar Rp 13,13 triliun pada 2011. Ekuitas naik dari Rp 774 miliar menjadi Rp 1,002 triliun. Ada juga perbaikan NPL (non performing loan atau kredit bermasalah) dari 24,8% (gross) pada 2010 menjadi 5,5% (gross) pada 2011," imbuhnya.
(wep/dru)











































