Meski demikian, Pemerintah AS juga mengatakan akan membuka proses seleksi untuk posisi tersebut. Hal ini baru pertama kali dilakukan karena sebelum-sebelumnya negara lain tidak punya kesempatan untuk memimpin lembaga pemberi pinjaman nomor satu di dunia tersebut.
Zoellick mulai menduduki posisinya sebagai orang nomor satu di Bank Dunia pada 2007 menggantikan Paul Wolfowitz yang mundur setelah terungkapnya skandal asmara dengan stafnya. Ia langsung mengubah fokus kebijakan institusi tersebut untuk melawan kelaparan di seluruh dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sangatlah penting untuk meneruskan kepemimpinan yang kuat dan efektif dalam institusi penting ini, dalam beberapa pekan ke depan, kami berniat untuk menyodorkan kandidat dengan pengalaman dan kualitas terbaik untuk memimpin institusi ini," kata Menteri Keuangan Timothy Geithner dalam pernyataan tertulis yang dikutip Reuters, Kamis (16/2/2012).
Sementara pemerintah mengatakan akan ada proses seleksi yang terbuka, beberapa analis meragukan hal tersebut karena biasanya pemerintah AS sudah punya kandidat pilihan mereka sendiri.
Dalam wawancaranya kepada Reuters, Zoellick yang sudah lima tahun menjabat itu menyatakan rencana mundur ini adalah pilihan pribadi, bukan atas desakan dari kanto Presiden AS Barrack Obama.
Zoellick juga membantah rumor mengenai mundurnya ia dari jabatan tersebut dalam rangka ikut dalam kampanye partai Republik dalam menghadapi pemilihan umum tahun depan. Namun, ia juga belum menentukan kegiatannya setelah mundur dari World Bank.
"Ini semua pilihan pribadi saya sendiri. Saya pikir sudah waktunya untuk bergerak, jika sudah punya pikiran seperti itu saya tidak bisa diam saja," ujarnya.
Beredar kabar mengenai nama-nama yang akan menggantikan Zoellick selepas dicopot dari jabatannya nanti. Salah satu yang muncul adalah Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan mantan penasihat ekonomi Gedung Putih Lawrence Summers. Nama Hillary sebagai calon bos Bank Dunia memang sempat muncul beberapa waktu lalu.
Akan tetapi, Pemerintah AS membantah jika Clinton akan menduduki jabatan ini. "Dia sudah bilang ini tidak akan terjadi," kata juru bicara Victoria Nuland.
(ang/hen)