"DP ini pembicaraan yang menarik. DP Rp 750 ribu, Rp 500 ribu, tapi sampai saat ini FIF tidak lakukan," kata Direktur Utama FIF, Suhartono di Ritz Calton, Jakarta, Rabu (21/3/2012).
Ia menerangkan, dalam memproses kredit kendaraan bermotor FIF melakukannya secara hati-hati. Tidak sekedar mengejar penjualan, namun kualitas kredit yang diutamakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika terjadi koreksi realisasi pembiayaan, Suhartono menyebutkan bukan karena DP yang naik. Lebih kepada persaingan antar perusahaan multifinance.
"Ini pemikiran perlu adanya program yang inovatif. Kredit FIF motor Honda 44%, artinya banyak hal yang bisa dicapai lebih. Kalaupun turun lebih ke arah persaingan yang tajam," tegasnya.
Berdasarkan rilis Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), angka booking awal tahun naik 2,55% menjadi Rp 22,5 triliun, dari periode Desember Rp 21,5 triliun. Angka ini dihasilkan dari 74 anggota APPI.
Pembiayaan mobil mencatat nilai booking tertinggi, sekitar Rp 12,05 triliun. Disusul kemudian pembiayaan motor Rp 5,64 triliun, pembiayaan alat berat Rp 1,65 triliun dan elektronik Rp 1,24 triliun. Sementara pembiayaan lain-lain mencatat angka Rp 1,45 triliun.
Dengan pengetatan aturan uang muka (DP), pelaku was-was dan bisa saja mengerem pertumbuhan pembiayaan. Bahkan Ketua APPI Wiwie Kurnia mengkhawatirkan pengurangan karyawan.
"Perlu ada restrukturisasi, ya kalau jualan menjadi berat karena karyawan banyak. Maka akan ada penyesuaian karyawan," imbuhnya.
(wep/dnl)