Mirta menilai pimpinan Citibank tidak memiliki kepekaan atas kerugian yang dialami nasabahnya. "CEO Citibank yang notabene orang Indonesia pun tidak memiliki kepekaan dan solusi yang bijak yang dihadapi oleh nasabah loyal dan khusus seperti saya," jelas Mirta dalam keterangannya kepada detikFinance, Kamis (10/5/2012).
Hingga Mirta mengharap ada komunikasi secara langsung kepada Citibank. Hingga kini Mirta belum dihubungi oleh manajemen bank asal Amerika Serikat itu. "Sampai hari ini saya tidak mendapat kontak ataupun respon sama sekali dari pihak Citibank," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mirta pun sangat berharap ada bantuan dari BI, dalam bentuk apapun. "Saya optimis dan percaya bahwa Bank Indonesia akan memberikan perlindungan yang maksimal. Tanpa bantuan BI, nasabah kecil seperti saya hanya akan menjadi korban ketamakan oknum-oknum perbankan," tambah Mirta.
Ia tidak sendirian. Mirta mengaku mendapat banyak dukungan dari kolega, termasuk para bankir. "Saya akan terus berusaha dan berjuang. Karena apa yang saya lakukan ini merupakan pelajaran berharga bagi para nasabah bank," imbuhnya.
Sebelumnya Citibank Indonesia pernah menjanjikan akan mengembalikan pokok dana investasi serta keuntungan (imbal hasil) kepada salah satu nasabahnya Mirta Kartohadiprodjo. Pendiri Femina Group itu menolak, karena rendahnya potensi keuntungan yang ditawarkan Citibank.
Menurut Mirta, Citibank hanya menawarkan pokok simpanan dan potensi keuntungan 5% atau setara Rp 1 miliar. Dari hitungan Mirta, potensi keuntungan yang ditempatkan pada reksa dana miliknya di Citibank mencapai Rp 10 miliar. Maka dengan demikian dana yang harusnya ia terima Rp 22 miliar diantaranya investasi pokok Rp 12 miliar.
"Mereka nawarkan hanya 5% dari pokok Rp 12 miliar atas reksa dana yang saya tempatkan. Padahal potensinya bisa lebih tinggi," kata Mirta dalam acara konferensi pers di Wisma Kodel, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa (8/5/2012).
(wep/hen)