"Ini adalah sebuah revolusi. Ini berarti hanya satu mata uang, tidak ada forex, tidak ada inflasi. Zero inflation," ungkap Shyakh Umar kepada wartawan di Masjid Al Azhar, Jakarta, Kamis (9/10/12).
Semakin banyaknya uang kertas yang dicetak, menurut Shaykh Umar hal ini sama saja dengan memperkaya orang yang sudah kaya. Selain itu, ia menambahkan, eksistensi dari bank sama saja memiskinkan orang yang telah miskin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mencontohkan, Malaysia saat ini penduduknya sudah banyak yang melakukan transaksi dengan menggunakan uang dinar dan dirham. Pada tahun 2010 lalu, 1 dinar dihargai 15 Ringgit Malaysia, tahun ini harga dinar disana melambung mencapai 25 Ringgit Malaysia (RM). Dia menegaskan hal ini merupakan bukti konkret dari keunggulan mata uang dinar.
"Agustus tahun 2010, 1 dinar sama dengan 1 RM, tahun ini 25 RM, nggak ada yang bisa berargumen lagi. Dengan uang kertas harga-harga semakin naik, tapi dengan dinar dan dirham semuanya murah," tegasnya.
"Intinya ini adalah revolusi, menghentikan praktek korupsi dan stop inflasi," pungkasnya.
(zul/hen)