Menurut General Manager Retail Banking Prograam Standard Chartered Bank Indonesia, Ina Susanti, porfolio KPR perseroan hanya 10% dari total kredit konsumer perseroan. Meski minim, KPR menjadi 'pintu gerbang' untuk menawarkan produk pembiayaan Standard Chartered.
"Kita kan bank asing, beda dengan lokal branch. Untuk capture itu susah, limited. Kita hanya masuk ke kota-kota besar. Maka segmen yang dibidik middle-up," kata General Manager Retail Banking Prograam Standard Chartered Bank Indonesia, Ina Susanti di Jakarta, Senin (3/9/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui hingga semester I-2012 Standard Chartered Bank Indonesia berhasil menghimpun total kredit Rp 30,86 triliun, naik 34,93% dibandingkan periode sebelumnya.
Chief Executive Officer Standard Chartered Indonesia Tom Aaker menegaskan, pihaknya akan menggenjot kredit sektor SME hingga 70%. Namun portofolio terbesar kini masih dipegang oleh kredit konsumer dengan pembagian terbesar kartu kredit, kredit tanpa agunan (KPR) dan KPR.
"Kontribusi KPR 10%, KTA dan kartu kredit masing-masing 25% dari total portofolio kredit konsumer," papar Ina.
(wep/dru)