Namun, ia sama sekali tidak menyangka profesinya itu akan membuatnya dipersulit dengan segala urusan bank, seperti membuka rekening dan mencairkan cek.
Baru-baru ini, Preston membuka sebuah rekening bisnis di City National Bank di Los Angeles, Amerika Serikat (AS). Alangkah terkejutnya ia ketika hendak mencairkan cek beberapa hari kemudian, pihak bank tidak mau melayaninya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun bertanya kenapa akun miliknya ditutup secara sepihak oleh pihak bank. Menurut Preston, si manajer bank tersebut agak sedikit khawatir dengan situs komersil Preston yang menyiarkan Live Webcam dirinya sedang melakukan pekerjaan sebagai bintang porno.
Sehingga pihak bank memutuskan untuk menutup akun Preston tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Sayangnya, pihak City National menolak berkomentar atas tuduhan Preston ini, begitu juga dengan apakah ada kebijakan yang bertentangan dengan industri porno.
Tak hanya pembukaan akun rekening saja, Preston juga mengaku pernah kesulitan dan sampai ditolak ketika hendak mengajukan kredit dari bank yang berbeda.
"Petugas bank bertanya kepada saya 'Apakah Anda ada keterkaitan dengan industri film dewasa?' Ketika saya bilang ya, dia menjawab 'Kami tidak akan memberi Anda pinjaman'," kata Preston seperti dikutip CNBC, Selasa (21/5/2013).
Preston hanyalah satu dari sekian banyak aktris porno yang pernah punya masalah dengan industri perbankan. Beberapa aktris dan pelaku industri porno menyatakan pernah ditolak untuk membuka rekening di insitusi keuangan.
"Orang-orang di bank meminta saya untuk tidak terlalu terbuka soal bisnis yang saya jalankan karena orang-orang (bank) di posisi atas akan sangat tidak setuju," kata salah satu veteran di industri porno yang tidak mau disebutkan namanya.
Masalah-masalah seperti ini sudah makin memanas. Awal pekan lalu, pendiri studio film porno MRG Entertainment, Marc Greenberg, menuntut JPMorgan Chase ke Pengadilan Tinggi Los Angeles.
Ia menuduh, bank raksasa tersebut memperlakukan nasabahnya dengan tak adil, salah satunya tidak mau memberi kredit kepada pelaku industri porno atas dasar 'alasan moral'.
Kasus yang dialami Greenberg ini terjadi setelah ia berniat melakukan refinancing atas pinjaman sebelumnya. Namun setelah molor hingga empat bulan, rencananya tersebut tidak direspon oleh pihak bank.
Ia pun berusaha menghubungi pihak bank, bahkan sampai ke posisi atas. Penjelasan pun datang langsung dari Wakil Direktur JPMorgan melalui sambungan telepon.
Bankir itu menjelaskan pengajuan kredit Greenberg sudah ditolak atas alasan moral tadi. Pihak bank tidak bisa menerima profesi dan sumber pemasukan Greenberg yang mengumbar seksualitas melalui media televisi dan internet.
Kepada pengacaranya, Greenberg, menyatakan Wakil Presiden JPMorgan itu sendiri yang menolak pengajuan kredit tersebut karena ada potensi untuk merusak reputasi bank raksasa itu.
(ang/dru)