BI: Utang Luar Negeri Swasta Tetap Harus Diwaspadai

BI: Utang Luar Negeri Swasta Tetap Harus Diwaspadai

- detikFinance
Selasa, 24 Sep 2013 18:44 WIB
Jakarta - Utang luar negeri swasta sudah mencapai US$ 133,938 miliar atau sekitar RP 1.553,68 triliun. Angka tersebut dinilai masih cukup aman, meskipun tetap harus diwaspadai.

"Sebenarnya dari segi utang swasta itu aman, tapi tetap harus waspada, tapi juga jangan dianggap mimpi buruk," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Difi A. Djohansyah, di Gedung BI, Jakarta, Selasa (24/9/2013)

Sementara itu, Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Dody B Waluyo menjelaskan soal kategori aman tersebut berdasarkan sisi rasio. Debt service ratio (DBR) atau rasio pembayaran utang pada kuartal II adalah 41,4%. Sementara rasio utang terhadap PDB sebesar 28,9%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari dua rasio itu masih dipandang cukup terjaga. Tekanan dari sisi luar negeri perlu diwaspadai karena dampak terjadap kinerja ekonomi yang cenderung menurun," kata Dody pada kesempatan yang sama.

Kemudian dari ketersediaan valuta asing, menurut Dody juga relatif terjaga. Karena kecenderungan perusahaan swasta melakukan lindung nilai terhadap utang.

"Utang swasta kita yang rata-rata relatif pertama relatif hedging, hedge perusahaan relatif natural hedge, jadi artinya dari kebutuhan valasnya utang perusahaan relatif terjaga. Kedua dari sisi membiayai company, perusahaan punya financing line dengan induknya biasanya dalam bentuk pinjaman langsung dari induk, jadi pada saat dia melakukan pembayaran sudah ada jaminan dari sisi financingnya," katanya.

Menurut Dody keuntungan adanya lindung nilai oleh para pelaku swasta yang mempunya utang dolar, bermanfaat ketika terjadi pelemahan rupiah seperti sekarang ini.

"Sepanjang perusahaan punya hedge, artinya dalam kondisi rupiah melemah, dia sudah terlindungi secara kursnya. Lindung nilai dimana itu tadi kalau dia punya financing line dengan perusahaan induknya bahwa dia bisa mendapatkan pinjaman dari hedge companiesnya, relatif aman. Itu rata-rata PMA seperti itu," pungkasnya.

Secara total, utang luar negeri Indonesia per Juli 2013 mencapai US$ 259,54 miliar atau sekitar Rp 3.010,6 triliun. Total utang luar negeri itu mencakup utang pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan swasta. Terbesar adalah utang luar negeri swasta. Jumlah utang luar negeri perusahaan swasta mencapai US$ 133,938 miliar atau sekitar Rp 1.553,68 triliun.

(mkl/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads