Hingga 30 September 2013, perseroan telah mencatatkan peningkatan sebesar 21% dalam menyalurkan kredit yang mencapai Rp 61,2 triliun.
Perseroan menilai, tahun pemilu merupakan tahun yang justru bisa menaikkan angka permintaan kredit di sektor consumer goods.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kredit di 2014 akan tumbuh di kisaran 20%. Kami optimis dengan kondisi perekonomian global. 2014 tahun pemilu jadi consumer goods masih akan bagus karena konsumer kita lebih ke KPR yang hampir 80%, kalau nggak ada pemilu bahkan lebih rendah," ujar Parwati usai RUPSLB, di Tower OCBC NISP, Jakarta, Selasa (29/10/2013).
Dia menjelaskan, pihaknya juga optimis jika berbagai kondisi ekonomi di tahun depan tidak akan meningkatkan tingkat risiko kredit macet.
Parwati yakin, rasio kredit macet akan tetap terjaga di angka 0,7% (gross).
"NPL tahun depan dengan kondisi suku bunga yang terus naik, kondisi ekonomi global, pemilu, dan dan lain-lain. Kita akan jaga di angka yang sama 0,7%, gross," ujar dia.
Parwati menambahkan, aset perseroan masih mengalami pertumbuhan sebesar 24%mencapai Rp 88,5 triliun. Laba bersih pun ikut naik menjadi Rp 838 miliar atau tumbuh 28% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Tingkat rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) bersih tetap berada di level rendah 0,4%, jauh di bawah batas maksimal Bank Indonesia (BI) sebesar 5%. Sementara rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 15%.
(drk/ang)