"Ada kemungkinan mendekati 2020, kita tak usah terkejut kalau kita jadi permanen importir dalam minyak. Karena produksi kita sudah tidak banyak lagi. Begitu juga dengan hasil tambang lainnya," kata Menteri Keuangan Chatib Basri dalam seminar nasional MIT di Gedung Dhanapala, Kemenkeu, Jakarta, Kamis (6/2/2014).
Ini akan semakin diperparah dengan progresifitas Amerika Serikat (AS) dalam pengembangan shale gas. Sehingga AS tidak membutuhkan pasokan minyak dalam jumlah besar. Permintaan yang berkurang, akan membuat harga minyak dunia jatuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara dampak selanjutnya adalah pada harga komoditas. Karena harga komoditas sangat sensitif terhadap harga minyak. Indonesia akan terkena dampak karena 60% ekspor sangat bergantung dengan komoditas.
"Harga komoditi itu juga akan turun. Kita 60% ekspor bergantung pada komoditi," ujar Chatib.
Untuk itu pemerintah menerapkan aturan pelarangan ekspor tambang mentah. Agar ada nilai tambah dari setiap sumber daya alam yang dihasilkan di dalam negeri. "Era dari resources boom telah berakhir," tegasnya.
(mkl/dru)











































