Keuntungan Deposito Syariah Rata-rata 7,5%

Keuntungan Deposito Syariah Rata-rata 7,5%

- detikFinance
Kamis, 06 Mar 2014 12:35 WIB
Keuntungan Deposito Syariah Rata-rata 7,5%
Jakarta - Imbal hasil alias keuntungan investasi di deposito syariah dipatok mengikuti suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar 7,5%. Diharapkan industri syariah bisa berperan lebih besar lagi.

Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Edy Setiadi mengatakan, secara global sektor perbankan mau tidak mau masih menjadi andalan pertumbuhan perekonomian. Di Indonesia saja, porsi perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai sekitar 80%.

"Porsi perbankan sangat tinggi hingga 80%, perbankan syariah juga harus tumbuh dan bisa lebih kompetitif dengan yang konvensional. Untuk deposito rata-rata imbal hasil 7,5% mengikuti suku bunga LPS. Jadi kita mengikuti konvensional juga agar bisa kompetitif," kata dia saat acara Dialog Ekonomi Syariah 2014 "Optimisme di Tengah Ketidakpastian Global," di Hotel Sofyan, Jakarta, Kamis (5/3/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edy menjelaskan, untuk bisa terus menumbuhkan perbankan syariah salah satunya dengan menggenjot produk-produk perbankan syariah.

Tahun lalu, OJK mencatat, pertumbuhan account perbankan syariah mencapai 40%, walaupun pertumbuhannya tinggi namun total rekening tabungan dan pembiayaan syariah baru mencapai 16 juta.

"Pertumbuhan account nasabah mencapai 40%, rekening tabungan ada 12,4 juta dan rekening pembiayaan 3 juta, total sekitar 16 juta. Tapi tetap nominal tersebut kecil karena kebanyakan kita nasabah ritel," ujarnya.

Indonesia, kata Edy, masih punya potensi meningkatkan pertumbuhan perbankan syariah yang lebih tinggi. Mayoritas penduduk Indonesia yang muslim menjadi sasaran utama untuk bisa meningkatkan jumlah nasabah.

Apalagi, jumlah penduduk Indonesia yang 240 juta jiwa dan selalu bertambahnya masyarakat kelas menengah yang mencapai 7 juta jiwa per tahun.

"Proyeksi penduk dunia khususnya negara muslim termasuk Indonesia akan menjadi pasar yang baik bagi keuangan syariah contohnya pertumbuhan middle income," jelas dia.

Edy menambahkan, saat ini pasar keuangan syariah di Indonesia masih didominasi nasabah ritel sedangkan negara muslim lainnya seperti Malaysia, Arab Saudi dan Turki mengejar pertumbuhan korporasi. Hal itu yang membuat pasar keuangan syariah Indonesia tertinggal.

"Negara seperti Malaysia, Arab Saudi dan Turki pertumbuhan ekonominya cepat tapi pangsa pasar syariahnya kecil, tapi mereka lebih menjangkau korporasi kalau perbankan syariah di kita kebanyakan ritel jadi secara nominal kecil," cetusnya.

(drk/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads