Penemu Bitcoin Asli Bantah Klaim Newsweek

Kontroversi Lanjutan Bitcoin (2)

Penemu Bitcoin Asli Bantah Klaim Newsweek

- detikFinance
Senin, 10 Mar 2014 12:24 WIB
Penemu Bitcoin Asli Bantah Klaim Newsweek
Pengakuan Satoshi Nakamoto.
Jakarta -

Kabut yang menyelimuti Bitcoin, mata uang virtual yang fenomenal itu, pada pekan lalu seperti sontak menguap, meski hanya sementara. Adalah artikel di majalah Newsweek yang membuat mata dunia terbelalak. Majalah itu mengklaim telah menemukan penemu Bitcoin.

Newsweek melampirkan foto dan wawancara dengan seorang pria bernama Dorian S. Nakamoto. Majalah itu menyatakan, dengan sejumlah penyelidikan mendalam, mereka yakin betul bahwa Nakamoto adalah penemu Bitcoin yang misterius itu.

Belakangan klaim itu dipertanyakan. Karena sosok yang disebut-sebut itu langsung membantah mentah-mentah. Selain itu, pemilik akun asli penemu Bitcoin muncul lagi dan menyatakan bahwa dirinya bukanlah Dorian S. Nakamoto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Newsweek telah membuat rumah Nakamoto di Temple City, di timur Los Angeles, dipenuhi juru warta. Mereka bahkan rela berkemah di sana demi untuk mendapatkan wawancara dengan sosok yang diduga menemukan mata uang yang fenomenal itu.

Sampai akhirnya, Nakamoto memperlihatkan dirinya. Rambutnya kelabu dan mengenakan jas abu-abu serta kaus bergaris hijau. Sebuah pena terselip di kantungnya. Para kuli tinta pun mencegatnya. Dia menolak memberikan keterangan. Tapi dia meminta dibayari makan siang.

Begitu bersuara, Nakamoto membantah mentah-mentah klaim Newsweek. β€œSaya tak terlibat di Bitcoin,” kata Nakamoto. β€œSaya tidak di Bitcoin, saya tak tahu apapun mengenai itu.”
Β 
Dalam kesempatan wawancara dengan kantor berita Associated Press, Nakamoto mengklarifikasi bahwa Newsweek salah memahami keterangannya. Dia membantah dirinya telah mengatakan β€œSudah lama tidak terlibat di situ (Bitcoin) dan tak bisa mendiskusikannya”.

Nakamoto bilang, yang dimaksudkan oleh dirinya adalah bahwa dia sudah lama tidak terlibat lagi di bidang teknik. β€œDan andaikata pun saya pernah (terlibat di bidang teknik), pasti saya harus menandatangani kontrak yang mengharuskan saya tutup mulut,” katanya.

Oscar Darmawan, CEO Bitcoin Indonesia, mengatakan sependapat dengan Dorian. Menurutnya, media massa luput dari sebuah fakta menarik yang muncul tak lama setelah Dorian Nakamoto jadi bulan-bulanan media.

Oscar mengatakan, tak lama setelah pengakuan Dorian muncul, akun Satoshi Nakamoto selaku penemu Bitcoin yang asli, aktif lagi di website p2pfoundation.ning.com. Ini adalah situs di mana Bitcoin pertama kali diperkenalkan oleh Satoshi.

Oscar bilang, sekitar 2 atau 3 hari setelah kontroversi Dorian mengemuka, akun Satoshi muncul dengan kalimat singkat: β€œI'm not Dorian Nakamoto.” Sontak pengguna p2pfoundation.ning.com yang lain menghujaninya dengan berbagai pertanyaan. Tapi Satoshi menghilang kembali.

Menurut Oscar, publikasi berlebihan terhadap Dorian sebetulnya berbahaya baginya. "Sebab, dia bisa menjadi incaran penjahat karena ada rumor bahwa Satoshi Nakamoto punya kekayaan Bitcoin yang besar," katanya kepada detikFinance, hari ini.
Β 
Selama ini nama penemu Bitcoin adalah Satoshi Nakamoto. Tapi nama ini dikenal sebagai nama samaran. Dia muncul pertama kali pada 2008 saat menerbitkan paper di mailing list Cryptography di metzdowd.com dan memperkenalkan mata uang digital Bitcoin.

Pada 2009 Satoshi Nakamoto merilis software pertama Bitcoin yang meluncurkan jaringan dan unit mata uang Bitcoin yang pertama. Dia terus berkontribusi dalam rilis software Bitcoin dengan pengembang lain sampai akhirnya kontaknya dengan tim dan komunitas itu berkurang pada 2010.

Nakamoto disebut telah menyerahkan tampuk pimpinan pengembangan source code kepada Gavin Andresen. Pada saat yang sama, dia juga menyerahkan pengelolaan domain Bitcoin.org dan beberapa domain lain kepada komunitas Bitcoin. Setelah itu Nakamoto seperti hilang ditelan bumi.

Nakamoto disebut-sebut telah memiliki satu juta Bitcoin. Pada Desember 2013 yang lalu, nilai itu setara dengan US$ 1 miliar.

(DES/DES)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads