Sofjan Wanandi: Saya Seumur Hidup Tak Pernah Lihat SGD 10.000

Sofjan Wanandi: Saya Seumur Hidup Tak Pernah Lihat SGD 10.000

- detikFinance
Kamis, 20 Mar 2014 18:16 WIB
Sofjan Wanandi: Saya Seumur Hidup Tak Pernah Lihat SGD 10.000
Jakarta - Penggunaan mata uang dolar Singapura (SGD) pecahan besar hingga SGD 10.000 terkait kasus korupsi kini menjadi perbincangan hangat.

Bagi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, sebagai seorang pengusaha dan orang kaya dirinya belum pernah melihat bahkan memegang pecahan SGD 10.000.

"Saya nggak pernah lihat dan pegang. Saya nggak pernah lihat 10.000 seumur hidup. Masak ada SGD 10.000?" kata Sofjan kepada detikFinance, Kamis (20/3/2014).

Sofjan mengatakan, jangankan SGD 10.000, pecahan SGD 1.000 pun relatif jarang. Ia pernah punya pengalaman saat berkunjung ke restoran kecil di Singpura dengan pecahan SGD 1.000, ternyata tak mudah mencari kembaliannya. Selain itu, bank sentral Singapura juga tak gegabah mencetak banyak uang pecahan besar, karena untuk menghindari inflasi.

"SGD 1.000 saja sudah susah, bank-bank saja nggak banyak paling SGD 100 atau SGD 50. Saya nggak pernah pegang SGD 10.000," katanya.

Sofjan memang mengakui kini ada tren dari rekan-rekan sesama pengusaha di dalam negeri lebih memilih menyimpan dan menggunakan dolar Singapura. Alasannya dolar Singapura lebih stabil daripada dolar AS.

"Kita memakai dolar Singapura untuk suatu yang praktis saja, bukan dalam rangka terkait korupsi, tapi kestabilannya, dolar AS nggak stabil. Orang lebih banyak pakai dolar Singapura itu yang terjadi di pengusaha," katanya

Ia juga mengkritik soal adanya dugaan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait penggunan mata uang dolar Singapura dalam pecahan besar untuk kepentingan suap kasus korupsi.

"Itu hanya omongan PPATK, mereka tak mengerti bisnis, mereka nganggap mau sogok-menyogok mau Pemilu. Apa alasan orang pakai dolar Singapura untuk menyogok, bagi pengusaha bayar pajak saja sudah susah," katanya.

Seperti diketahui mata uang SGD pecahan 10.000 ini mulai mencuat dan menjadi bahan kajian khusus Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) setelah ditemukan di beberapa kasus suap dan korupsi pejabat belakangan.


PPATK menyebut uang spesial SGD 10.000 kian diburu para pelaku suap dan koruptor dari Indonesia. Satu lembar uang pecahan SGD 10.000 setara dengan segepok uang Rp 97 juta.

(hen/hds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads