Neo & Bee membuka layanan jual-beli Bitcoin di negara yang sedang krisis ekonomi itu akhir tahun lalu. Namun setelah buka hanya beberapa bulan saja, Neo & Bee tiba-tiba menutup operasinya.
Namun kabarnya Neo & Bee belum melayani transaksi Bitcoin sama sekali. Lalu, mengapa sang CEO Neo & Bee Danny Brewster tiba-tiba kabur ke luar negeri dan menutup usahanya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pergi dari Siprus hanya sementara... saya belum membawa apa-apa dari Siprus dan tidak melarikan apapun dari perusahaan maupun uang orang-orang pengguna Bitcoin," katanya seperti dikutip AFP, Jumat (4/4/2013).
"Saya menerima ancaman yang ditujukan langsung ke anak perempuan saya. Saya sudah melaporkan hal ini kepada pihak berwenang," ujarnya.
"Ketika ancaman itu sudah mulai serius saya merasa lebih aman berada di luar Siprus dan tidak berhubungan dengan siapa pun. Termasuk tidak berbicara dengan karyawan perusahaan saya," tambahnya.
Neo & Bee baru beroperasi lima bulan dan mempekerjakan 11 karyawan manajemen dan 15 orang lagi untuk menjalankan kantor cabang dan call centre.
Kabarnya, para karyawan dan suplier Neo belum dapat gaji bulan Maret dan mereka sudah berinvestasi dalam bentuk Bitcoin atas jaminan Brewster sendiri.
Tapi memang Siprus sendiri bisa jadi negara yang kurang subur untuk memanen Bitcoin. Negara kepulauan ini sudah masuk jajaran negara di Uni Eropa yang jatuh ke dalam krisis ekonomi.
November lalu, Siprus pertama kali menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran di salah satu universitasnya. Para guru dan biaya sekolah di universitas ini dibayar pakai Bitcoin.
Tapi setelah ditutupnya Neo, Pemerintah setempat langsung menyatakan Bitocin sebagai mata uang yang ilegal dan tidak aman.
(ang/dnl)











































