"Alasan akusisi dalam rangka kesiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2020, dinilai terlalu mengada-ada," kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda dalam situs resminya, Minggu (20/4/2014)
Ali berpendapat akuisisi yang ada malah akan memperburuk portofolio bank BUMN di segmen menengah bawah dengan pasar yang sangat besar. Ia beralasan ada kekhawatiran dengan akuisisi maka fokus BTN sebagai sumber pembiayaan rumah murah akan bergeser.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan tersendatnya penyaluran rumah rakyat bukan semata-mata kesalahan BTN, melainkan sistem perumahan yang tidak berjalan baik di bawah komando Kementerian Perumahan Rakyat.
"Beberapa kejanggalan yang ada selama ini adalah bahwa penggantian direksi BTN dengan menghadirkan 2 direksi baru dari Bank Mandiri, dilakukan sebelum surat rencana akusisi dikeluarkan," kata Ali.
Menurut Ali saat ini terdapat 3 orang direksi eks Bank Mandiri di BTN. "Apakah ada tekanan dari pihak lain kepada direksi BTN sehingga sampai saat ini tidak ada upaya dari direksi BTN untuk melakukan perlawanan," katanya.
Ia juga mengatakan, kinerja BTN saat ini tidaklah buruk sehingga tidak ada urgensinya mengakuisisi BTN. "Beberapa alasan yang dilontarkan pemerintah dan Meneg BUMN, Dahlan Iskan memperlihatan dalam posisi mencari-cari dan mengada-ada," katanya.
Menteri BUMN Dahlan Iskan pernah mengatakan beberapa alasan rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri.
Pertama, adalah untuk meningkatkan kemampuan BTN dalam pembiayaan, terutama di sektor perumahan. Saat diakuisi, BTN menjadi anak usaha Bank Mandiri sehingga ke depan memiliki kemampuan yang kuat. BTN memiliki misi mendukung pembiayaan perumahan, tetapi tidak memiliki kemampuan permodalan yang besar.
Kedua adalah rencana Kementerian BUMN agar Indonesia memiliki bank berukuran besar dan mampu bersaing di tingkat regional. Saat mengakuisisi BTN, Bank Mandiri bakal menjadi bank yang memiliki aset besar yang mengalahkan bank di Malaysia.
Dahlan mengungkapkan, akuisisi BTN merupakan rencana yang sudah lama ada. Namun rencana tersebut terus tertunda sehingga dia menampik rencana akuisisi BTN terkesan dikebut.
"Ini salah satu persiapan menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015," ujar Dahlan.
(hen/rrd)











































