Pendapatan operasional BCA tumbuh 27,3% menjadi Rp 9,7 triliun pada kuartal I-2014 dari Rp 7,7 triliun pada kuartal I-2013. Marjin bunga bersih (NIM) meningkat 60 bps menjadi 6,5% pada Maret 2014 dari 5,9% pada Maret 2013.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan kinerja perseroan ditopang oleh aset produktif yang tinggi dan peningkatan konstribusi kredit terhadap total aset produktif. Portfolio kredit terus tumbuh dengan kualitas yang tetap terjaga.
"Kami melihat adanya permintaan kredit yang tinggi pada kuartal I-2014 yang berasal dari nasabah korporasi," ungkapnya dalam konferensi pers di Hotel Kempinsky, Jakarta, Senin (28/4/2014).
Portfolio kredit BCA mencapai Rp 317,2 triliun pada akhir Maret 2014, meningkat 19,7% secara tahunan. Komposisi kredit korporasi adalah 33,4%, sementara kredit komersial dan UKM serta kredit konsumer masing-masing berkontribusi 39,1% dan 27,5%.
Kredit korporasi tumbuh 21,1% year-on-year (yoy) menjadi Rp 106,1 triliun. Kredit komersial dan UKM meningkat 17,4% menjadi Rp 124,1 triliun. Kredit konsumer, didukung oleh kinerja Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), naik 21,6% menjadi Rp 87,1 triliun.
KPR sendiri meningkat 20,9% yoy menjadi Rp 52,9 triliun. Pertumbuhan KPR relatif datar pada kuartal I-2014 dibandingkan kuartal sebelumnya. Sedangkan KKB tumbuh 23,8% yoy menjadi Rp 23,826,9 triliun.
"Oustanding pinjaman kartu kredit meningkat 18,3% yoy menjadi Rp 7,3 triliun pada Maret 2014," kata Jahja.
Dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 406,8 triliun, naik 10,6% yoy. "BCA mencatat pertumbuhan signifikan pada dana deposito sebesar Rp 30,8% yoy menjadi Rp 90,8 triliun sejalan dengan kenaikan suku bunga deposito secara bertahap," imbuhnya.
(mkl/hds)











































