Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Antonius Lambok Siahaan mengatakan, peningkatan jumlah uang beredar ini perlu diwaspadai karena besar kemungkinan beredarnya uang palsu.
"Ada kenaikan peredaran uang, utamanya ada gaji ke-13, liburan anak sekolah, libur lebaran, dan ramadan, ini menyebabkan pertambahan uang beredar, memungkinkan beredarnya uang palsu. Ada data juga dari 1 juta yang diedarkan ada 4 lembar yang kita temukan palsu," kata Lambok saat ditemui di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Kamis (26/6/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat hati-hati, jangan lengah, harus mengecek ciri-ciri, dilihat, diraba diterawang, kenali ciri-ciri rupiah supaya tidak jadi korban," terang dia.
Lambok menyebutkan, dari semua pecahan yang dipalsukan biasanya yang paling banyak adalah pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000.
"Paling banyak yang dipalsukan Rp 50.000-100.000. Masyarakat juga harus memperlakukan rupiah dengan baik jangan taruh di tempat lembab, ditulis dan steples," katanya.
(drk/ang)











































