Merespons perkembangan tersebut, mata uang poundsterling Inggris menguat dibandingkan mata uang utama dunia. Di pasar valas Tokyo (Jepang), euro keok di posisi 0,78 poundsterling yang merupakan terendah sejak Juli 2012. Dolar pun terkapar di posisi US$ 1,65, terendah sejak 6 tahun terakhir.
"Pemungutan suara di Skotlandia yang hasilnya menentang kemerdekaan mengurangi tekanan terhadap poundsterling," kata Simon Smith, Ekonom FxPro, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Jumat (19/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Shigetake Nakayama, Senior Manager Foreign Exchange Trading Department Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, memperkirakan dolar bakal menguat di level 110 yen. Padahal sepanjang tahun ini dolar bergerak di kisaran 101-104 yen.
Warga Skotlandia akhirnya menolak merdeka dari Inggris Raya. Dalam referendum ini, pemungutan suara digelar di lebih dari 5.500 tempat pemungutan yang tersebar di semua distrik Skotlandia.
Tercatat lebih dari 4,2 juta orang terdaftar dalam referendum. Mereka semua harus menjawab 'ya' atau 'tidak' untuk pertanyaan: 'Apakah Skotlandia harus menjadi negara merdeka?'
Sebelum referendum, kelompok pro kemerdekaan Skotlandia mengklaim mendapat momentum untuk kemenangan. Sementara kelompok pro Inggris Raya meminta kelompoknya untuk bertahan bersama Inggris dan optimistis akan memenangkan referendum.
(hds/ang)











































