PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga ikut menerbitkan sistem pembayaran menggunakan uang elektronik yaitu Flazz. Kartu Flazz ini bisa digunakan untuk berbagai macam transaksi, salah satunya pembayaran bus TransJakarta. Namun, bisnis e-banking ini nyaris tak memberikan keuntungan terhadap perusahaan.
"Bisnis e-banking sampai sekarang nggak ada untungnya, coba saja Flazz card," ujar Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja saat ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (30/10/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita beli kartunya saja US$ 2,5, kira-kira Rp 30 ribu, malah waktu promosi gratis itu kartunya, jadi yang ada kita malah nombok, jadi walaupun transaksi juga ini nggak kena biaya, top up ya top up saja, gratisan semua padahal investasi untuk ini mahal," kata Jahja.
Dia menambahkan, sejauh ini beban yang ditanggung dari bisnis e-banking ini masih bisa ditangani perseroan. Tidak menutup kemungkinan, jika beban terlalu tinggi, penggunaan Flazz Card akan dikenakan biaya.
"Ini lebih kepada pelayanan masyarakat, nanti kalau ternyata terlalu besar bebannya, nggak kuat, kita akan kenakan biaya, jadi sampai sekarang nggak ada fee based dari e-banking," tandasnya.
(drk/ang)











































