"Apa dan kenapa agen BRILINK harus dikembangkan di negara tercinta kita ini? Kerja sama BRI dengan nasabah-nasabahnya untuk membangun sistem perbankan di daerah yang remote," ujar Direktur Bisnis UMKM BRI Djarot Kusumayakti.
Hal ini disampaikan Djarot di acara peluncuran BRILink di Dusun Pancar, Kecamatan Salaman, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (12/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini berdasarkan pada Surat Edaran Bank Indonesia SE No 16/12/DPAU/2014 tentang Penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital (LKD) dalam Rangka Keuangan Inklusif melalui Agen Layanan Keuangan Digital Individu.
BRI kemudian akan memberikan nomor keagenan pada setiap agen BRILink yang nantinya dipasang di lokasi usaha. Nomor keagenan tersebut dapat dicek secara langsung melalui handphone.
Melalui agen-agen tersebut, masyarakat melakukan berbagai transaksi mulai dari transfer, membayar rekening listrik, membeli pulsa ponsel, hingga tarik tunai. Nantinya para agen memperoleh keuntungan dengan dari biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah.
"Nantinya akan kami kembangkan untuk yang barangkali di sekitar agen ada yang ingin menabung atau kredit," ujar Djarot.
Selain itu layanan BRILink juga menjadi jawaban untuk program pemerintah yang mulai menggalakkan transaksi non tunai. Pasalnya, transaksi tunai memakan biaya yang lebih mahal.
"Ini punya pengaruh kepada kemajuan masyarakat. Betapa mahalnya negeri ini membangun uang tunai, Rp 100 triliun lebih untuk cetak uang. Uang ini menjadi tidak produktif," imbuhnya.
Hingga saat ini telah ada sekitar 15.000 outlet BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia. "(Ditargetkan) tahun depan minimal 35.000 outlet," sebut Djarot.
(sip/hds)











































