BRI Serahkan 4 Transponder Satelit ke Pemerintah di 2016

BRI Serahkan 4 Transponder Satelit ke Pemerintah di 2016

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Senin, 22 Des 2014 15:02 WIB
BRI Serahkan 4 Transponder Satelit ke Pemerintah di 2016
Jakarta - Awal tahun ini PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sudah menandatangani kontrak pembelian satelit seharga Rp 2,5 triliun. Sebanyak 4 transmitter responder (transponder) dari satelit ini akan diberikan kepada pemerintah.

Transponder ini adalah sebuah perangkat otomatis yang menerima, memperkuat dan mengirimkan sinyal dalam frekuensi tertentu. Nah, satelit bank pelat merah ini akan punya 45 transponder.

Direktur Utama (Dirut) BRI, Sofyan Basir, pagi tadi sudah menemui Staf Ahli Bidang Kebijaan Publik Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Sahala Lumban Gaol di kantor Kementerian BUMN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya kami ngobrol soal satelit. Ngurusin mau pindah (transponder). Kan sudah janji mau beri 4 biji buat negara. Nah, ini lagi bahas bagaimana penyerahannya," katanya kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (22/12/2014).

Sofyan menambahkan, pembahasan juga meliputi teknis penyerahan sampai waktu pelaksanaan penyerahan transponder tersebut. Pembahasan antara pemerintah dengan bank berkode BBRU itu masih belum selesai.

"Belum, kan 2016. Administrasinya lagi dihitung," ujar Sofyan.

Satelit yang diberi nama BRISAT itu akan menjangkau wilayah layanan Indonesia, dan negara-negara ASEAN, Asia Timur termasuk sebagian Tiongkok, sebagian Pasifik termasuk Hawaii serta Australia Barat. BRISAT akan memiliki 36x36 MHz transponder C-Band dan 9x72 Mhz Ku-band.

BRI membeli satelit tersebut dari perusahaan profesional asal Amerika Serikat, Space Systems/Loral, LLC (SSL). Sementara yang meluncurkannya adalah Arianespace yang merupakan perusahaan dari Prancis.

Satelit itu akan memiliki 45 transponder, yang akan digunakan BRI untuk keperluan operasional perbankan adalah sebanyak 22-23 transponder. Sedangkan 4 transponder akan diberikan kepada pemerintah Indonesia untuk keperluan pemerintahan, seperti sensus data kependudukan, data pertanian, dan lainnya.

Proses desain final dan pembuatan BRISAT akan dilaksanakan di pabrik SSL di Palo Alto, California, yang diperkirakan akan memakan waktu 24 bulan. Sehingga diperhitungkan shipment and launch campaign akan dilakukan 25-26 bulan yang akan datang atau sekitar pertengahan tahun 2016 di Kourou, French Guiana.

(ang/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads