Sejak diluncurkan Grand Design Asuransi Mikro pada 17 OKtober 2013, peserta asuransi mikro terus bertambah. Hingga Desember 2014, angkanya sudah mencapai 6 juta orang.
"Kita coba terus koordinir dan fasilitasi. Misalnya Asuransi Mikro Syariah Si Bijak, Asuransi Mikro Si Peci, jadi kalau gempa bumi dan lain-lain bisa dapat uang dari asuransi. Jangan sampai gara-gara ada gempa bumi, nggak dapat uang," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Firdaus Djaelani di kantor OJK, Jl Wahidin Raya, Jakarta, Kamis (5/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan berpikir dulu untuk membuat laba. Kalau ekonomi Indonesia tumbuh, pendapatan masyarakat tumbuh, ada migrasi dari lower income ke middle income akan ada banyak permintaan asuransi," ucap dia.
Firdaus meyakini, dalam beberapa tahun ke depan diharapkan masyarakat Indonesia sudah tidak canggung lagi mengenal asuransi mikro.
Namun begitu, masih ada persoalan dalam distribusinya. Salah satunya soal agen. Dengan nilai premi yang kecil, tidak dimungkinkan pemasaran melalui agen atau pun kantor cabang.
"Biayanya nggak nutup. Harus bekerja sama. Harus bisa mendistribusikan produk murah ini. Makanya mulai bekerja sama dengan operator telepon, kantor pos, BRI, Pegadaian, ada yang kerjasama dengan Alfamart, Indomart. Kami telah bekerjasama dengan koperasi agar anggota koperasi bisa mengikuti asuransi mikro. Kalau anggota koperasi bisa puluhan juta bisa meningkatkan market penetrasi kita," pungkasnya.
(drk/ang)











































