Salah satu cara menutup defisit adalah dengan penerbitan surat utang atau Surat Berharga Negara (SBN). Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, menyebutkan penerbitan SBN tahun ini ditargetkan Rp 451,8 triliun.
"Ada target baru sesuai APBN-P 2015. Penerbitan SBN gross naik dari Rp 431 triliun jadi Rp 451,8 triliun atau ada tambahan sekitar Rp 20 triliun," ungkap Robert di Gedung Djuanda, komplek Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (27/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Detilnya belum kami petakan, tapi mostly sama dengan tahun lalu. Untuk SBN valas, mudah-mudahan ada yang bisa kami terbitkan semester I," katanya.
Permintaan investor dalam lelang SBN beberapa waktu terakhir, tambah Robert, agak cenderung menurun. Namun pemerintah belum terlalu mengkhawatirkannya.
"Kami kemarin lelang dengan incoming bid Rp 36 triliun, kami ambil Rp 12 triliun sesuai target indikatif. Dua minggu sebelumnya Rp 40 triliun untuk target indikatif Rp 12 triliun, dan 2 minggu sebelumnya lagi Rp 54 triliun untuk target indikatif Rp 12 triliun. Walaupun ada kecenderungan menurun, tapi secara umum masih cukup kuat. Kami cukup happy," jelasnya.
(hds/dnl)











































