HSBC Juga Tersangkut Kasus Pencucian Uang

HSBC Juga Tersangkut Kasus Pencucian Uang

- detikFinance
Senin, 23 Feb 2015 10:44 WIB
HSBC Juga Tersangkut Kasus Pencucian Uang
Jakarta - Masalah bertubi-tubi tengah mendera HSBC. Setelah dugaan membantu penghindaran pajak, bank terbesar kedua di dunia ini juga tersangkut kasus pencucian uang.

Seperti dikutip dari kantor berita BBC, Senin (23/2/2015), pihak kejaksaan Swiss menggeledah kandor HSBC di Jenewa untuk mencari bukti-bukti dugaan pencucian uang. Kejaksaan menyebutkan mereka menginvestigasi anak usaha HSBC, yaitu HSBC Private Bank (Suisse), dan seseorangyang terlibat pencucian uang.

Olivier Jarnot, Jaksa Agung Jenewa, mengatakan penyelidikan yang dilakukan bisa terkait dengan penghindaran pajak atau pun pencucian uang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tujuan dari investigasi ini adalah mengetahui secara persis informasi yang sekarang telah diketahui oleh publik. Apakah itu menyangkut bank, nasabah, dan sebagainya," kata Jarnot.

Penggeledahan ini tidak berselang lama dari mulai menyeruaknya kasus dugaan penghindaran pajak oleh nasabah-nasabah kaya di HSBC. Bahkan HSBC membantu penghindaran pajak ini.

Franco Morra, CEO HSBC Private Bank (Suisse), menyebutkan bahwa pihaknya telah menutup rekening-rekening nasabah yang tidak memenuhi standar. Dia juga menyatakan bahwa praktik-praktik yang selama ini dilakukan sudah tidak lagi bisa diterima.

HSBC telah membantu klien-klien kaya mereka untuk menghindari pajak. Ada 106.000 klien di 203 negara yang diduga terkait penghindaran pajak senilai US$ 118 miliar atau lebih dari Rp 1.400 triliun.

HSBC telah mengakui kesalahan tersebut. HSBC menyatakan bahwa itu merupakan kesalahan masa lalu, dan sekarang mereka telah berubah.

Adalah Herve Falciani, analis IT HSBC, yang menghembuskan informasi tersebut pada 2007. Saat ini, HSBC tengah menjalani proses hukum di Amerika Serikat (AS), Prancis, Belgia, dan Argentina.

"Kami menyadari pada saat itu kepatuhan dan ketelitian perbankan lebih rendah daripada sekarang. Kami akan bersikap kooperatif dengan aparat penegak hukum," sebut pernyataan HSBC.

Berdasarkan dokumen rahasia HSBC yang diretas (hack) oleh Falciani, ada 4 hal yang mengemuka yaitu:
1. HSBC secara rutin memperbolehkan klien mengambil dana melalui kartu kredit di luar negeri, biasanya dengan mata uang asing yang jarang digunakan.
2. Secara agresif memasarkan skema agar klien-klien kaya bisa menghindari pajak yang berlaku di Eropa.
3. Menyembunyikan rekening 'hitam' dari otoritas pajak.
4. Membuatkan rekening bagi para pelaku kejahatan, pengusaha korup, dan orang-orang berisiko.

(hds/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads