Deputi Penempatan BNP2TKI Agusdin Subiantoro mengatakan, penetapan bunga tinggi tersebut tentunya membebani para TKI. Untuk itu, pihaknya mendorong bank-bank BUMN untuk ikut dalam pembiayaan tersebut yang diharapkan bisa memberikan bunga pinjaman yang lebih rendah.
"Kita minta ke perbankan pemerintah untuk ikut membiayai agar suku bunga bisa lebih rendah dari tingkat suku bunga sekarang 22% per tahun per orang," kata Agus saat acara Sosialisasi Transaksi Non Tunai kepada PPTKIS, di Gedung BI, Jakarta, Selasa (24/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus mengusulkan, paling tidak suku bunga pinjaman bank BUMN bisa dipatok lebih rendah dari 18% per tahun.
"Lembaga pembiayaan yang sudah biayai ada sekitar 11-12, baik koperasi, bank swasta, maupun BPR. Kalau bank BUMN baru BRI, itu sudah 2-3 tahun lalu, yang lain diharapkan mengikuti," ucap dia.
Lebih jauh Agus menjelaskan, minimnya bank BUMN ikut membiayai pinjaman TKI ini karena tingkat risiko yang tinggi.
"Pembiayaan ke TKI kan kredit tanpa agunan, buat perbankan ini high risk. Jadi tingkat bunganya lebih tinggi, sehingga belum banyak yang mau. BRI sampai 2014 sudah membiayai lebih dari 9.000 TKI," katanya.
Agus menyebutkan, potensi pembiayaan bagi TKI cukup besar setiap tahunnya. Saat ini, sedikitnya ada 6 juta TKI di luar negeri.
Untuk biaya pemberangkatan saja misalnya. Untuk 1 TKI biaya pemberangkatan mencapai Rp 5 juta per orang, sementara setiap tahunnya pemberangkatan TKI sedikitnya 500.000 orang. Artinya, ada potensi sekitar Rp 2,5 triliun setiap tahun.
"Itu ketika pemberangkatkan, tetapi ketika sudah bekerja di sana tentu akan kirim uang ke Indonesia. Orangnya saja ada 6 juta di luar negeri. Misalkan rata-rata kirim uang minimal Rp 2 juta per bulan, itu sudah Rp 10 triliun lebih. Setahun bisa Rp 120-144 triliun. Itu potensinya," papar Agus.
Untuk itu, Agus menambahkan, perlunya dukungan pembiayaan dari bank BUMN lain untuk memenuhi potensi tersebut.
"Sudah duduk bersama dengan bank pemerintah. Nanti kita akan review karena bisnis perbankan ada 2 hal yang dipertimbangkan yaitu tingkat suku bunga dan service," tandasnya.
(drk/hds)











































