Kenaikan laba ini dirdorong oleh naiknya pendapatan bunga bersih BNI sebesar 15,3%, menjadi Rp 6,1 triliun pada periode tersebut.
Menurut Corporate Secretary BNI, Tribuana Tunggadewi, bank BUMN ini tetap mampu meningkatkan Net Interest Margin (NIM) menjadi 6,5%, dari posisi kuartal I-2014 sebesar 6,1%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kuartal I-2015, BNI mencatat kinerja penyaluran kredit pada beberapa segmen bisnis dengan mencatat pertumbuhan 9,1%, dari Rp 247,12 triliun menjadi Rp 269,51 triliun pada kuartal I-2015. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kredit segmen menengah yang tumbuh 27%. Adapun komposisi kredit yang telah diberikan adalah segmen korporasi 27,1%; BUMN 15,1%; usaha Menengah 14,6%; usaha Kecil 14,1%; kredit Konsumer 19,5% (KPR, Kartu Kredit, dan Kredit Konsumer lainnya); dan pembiayaan Perusahaan Anak dan Internasional 9,6%.
Khusus kredit infrastruktur, selama kuartal I-2015, BNI telah menyalurkan pembiayaan infrastruktur Rp 48,5 triliun, yang disalurkan untuk proyek infrastruktur telekomunikasi, jalan tol dan konstruksi, kelistrikan, transportasi dan minyak dan gas.
Pertumbuhan kredit ini didukung dengan tingkat kecukupan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) yang kuat di level 17,8%, atau naik dari 15,6% pada periode sebelumnya.
Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross turun dari 2,3% menjadi 2,1%, sementara NPL net turun dari 0,6% menjadi 0,5%.
Pada kuartal I-2015, BNI tetap fokus pada upaya menghimpun dana murah atau CASA (current account saving account). Dana pihak ketiga (DPK) BNI pada kuartal I-2015 mencapai Rp 305,15 triliun, atau tumbuh 11,4% dibandingkan periode yang sama di 2014.
Untuk meningkatkan layanan pada Bisnis Konsumer ini, BNI terus memperbaiki kualitas kinerja Electronic Banking (e-banking). Pada kuartal I-2015, BNI mencatat pertumbuhan fee yang berasal dari layanan e-banking sebesar 63,6%. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan kinerja e-banking.Β
(dnl/ang)











































