Demikian dikatakan Kepala Ekonom PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Anggito Abimanyu, saat Paparan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2015, di Gedung BRI, Jakarta, Senin (26/4/2015).
"Dampaknya ke perbankan turunnya likuiditas bank umum di rekening BI dalam bentuk money market, itu mengalami penurunan cukup drastis, itu menunjukkan likuiditas semakin ketat.," jelas dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau rencana pemerintah tumbuh 7 persen, ada potensi DPK (dana pihak ketiga) yang bisa ditabung perbankan sebesar Rp 600 triliun. Tapi melihat kondisi kuartal I-2015 nggak ada perbaikan, maka potensi kenaikan DPK turun menjadi Rp 484,9 triliun. Mengakibatkan kegiatan ekonomi turun, pendapatan masyarakat turun, dan menabung turun," jelas dia.
Anggito menyebutkan, ketatnya likuiditas di perbankan bisa mendorong bank-bank berebut DPK untuk menjaga likuiditasnya. Dimungkinkan akan terjadi perang tarif bunga deposito untuk menarik masyarakat menyimpan uangnya di bank tertentu.
"Kemungkinan bisa saja terjadi perang tarif (bunga deposito)," tandasnya.
(drk/dnl)











































