Namun, yang perlu diwaspadai saat ini bukan lagi soal pengetatan likuiditas, namun terkait non performing loan (NPL) atau kredit macet.
"Mungkin likuiditas ketat, tapi nggak seketat tahun lalu karena pertumbuhan kredit tahun ini kan tidak terlalu tinggi. Sebenarnya likuiditas itu not really big issue, tapi kredit Macet. Beberapa bank kredit macetnya naik kan," kata Managing Director Senior Country Officer JP Morgan Indonesia, Haryanto T. Budiman, kepada detikFinance, Rabu (29/4/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila dilihat angka pertumbuhan laba bank di 2014 dibanding 2013, dari 10 bank terbesar, yang mengalami kenaikan laba hanya 5 bank saja, yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI, BCA, dan Panin. Sementara bank-bank lain seperti Bank Danamon, CIMB Niaga, BII, Bank Permata, dan BTN labanya turun.
"Semua (bank dengan laba turun) bank dimiliki asing loh," ucap dia.
Haryanto menjelaskan, dengan melambatnya pertumbuhan perbankan, pertumbuhan pinjaman juga ikut turun. Jadi, kata dia, likuiditas sebenarnya membaik saat ini karena Loan to Deposit Ratio (LDR) perlahan turun.
"Loan (kredit) ini pertumbuhannya nggak cepat karena ada perlambatan perekonomian, jadi pertumbuhan pinjaman melandai, jadi sebenarnya likuiditas itu not really big issue," tegas dia.
Lebih jauh Haryanto menjelaskan, di 2014 lalu likuiditas perbankan memang sangat ketat, karena bank berlomba-lomba menarik DPK (dana pihak ketiga), seperti deposito yang menyebabkan suku bunga dana naik. Sementara suku bunga pinjaman tidak bisa naik terlalu tinggi, sehingga Net Interest Margin (NIM) tergerus.
Saat ini, lanjut dia, kualitas kredit atau kredit macet beberapa bank mengalami kenaikan meskipun masih dalam batas aman. Namun begitu, perlu dipantau tingkat kolektibilitas yang memungkinkan angka kredit macet terus bergerak naik.
"NPL memang terjaga tapi naik, coba lihat beberapa bank, kita perlu lihat juga kolektibilitas 2-nya, kalau sudah masuk ke situ, itu mulai batuk-batuk, ada keterlambatan pembayaran, kalau nggak bisa dijaga ini bisa jadi NPL, bisa naik ke kolektibilitas 3, itu early warning," terang dia.
Meski demikian, Haryanto meyakini, kinerja JPMorgan akan terus terjaga tanpa adanya kredit bermasalah.
"Karena klien-klien kita semua terpilih, fokusnya di perusahaan multinasional, punya nama besar dan nama baik jadi kita nggak mengalami kekhawatiran sama sekali, di 2014 NPL kita nol," kata Haryanto.
(drk/dnl)











































