PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyiapkan Rp 2,5 triliun untuk disalurkan ke kredit sektor perikanan dan kelautan. Perseroan mematok bunga kredit rata-rata 12-13% per tahun.
"Bunga tergantung skim kredit, rata-rata untuk komersial 12-13%," kata Direktur Utama BRI Asmawi Syam saat konferensi pers peluncuran JARING, di Gedung OJK, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Kamis (7/5/2015).
Selain itu, dia menyebutkan, ada program kredit subsidi bagi nelayan yang bunganya dipatok hanya 5% setahun. Kredit ini biasanya diberikan untuk Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjelasannya, Rencana Definitif Kelompok (RDK) merupakan rencana kerja usaha tani dari kelompok tani untuk satu periode dalam 1 tahun yang berisi rincian kegiatan dan kesepakatan bersama dalam pengelolaan usaha tani yang dilaksanakan melalui musyawarah.
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) merupakan alat perumusan untuk memenuhi sarana produksi dan alat mesin pertanian, baik yang berdasarkan kredit atau permodalan usaha tani bagi anggota kelompok tani.
Asmawi mengatakan, selama ini kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) di sektor perikanan dan kelautan berada di level 2%. Angka ini akan berangsur menurun seiring perkembangan bisnis atau usaha nelayan maupun petani.
"NPL 2%, seiring ekspansi berkembang, ya NPL menurun, nelayan nggak ada yang nakal, yang ada kepepet, musuhnya nelayan itu musim, terus illegal fishing, skimnya akan diatur," jelas Asmawi.
(drk/ang)











































