ATM Bank BUMN Digabung, BI: Biaya Transaksi Harusnya Lebih Murah

ATM Bank BUMN Digabung, BI: Biaya Transaksi Harusnya Lebih Murah

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Jumat, 29 Mei 2015 15:16 WIB
ATM Bank BUMN Digabung, BI: Biaya Transaksi Harusnya Lebih Murah
Jakarta - Bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) siap berkonsolidasi melalui penggabungan atau merger ATM mereka. Saat ini, prosesnya tengah digodok di Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter dan sistem pembayaran. BI berupaya agar biaya atau fee transaksi ATM hasil merger ini bisa lebih murah dari sebelumnya.

Demikian dikatakan Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs kepada detikFinance, Jumat (29/5/2015).

"Ini kan efisien, harusnya (biayanya) lebih murah. BI upayakan lebih murah," ujarnya.

Peter menjelaskan, BI bersama bank-bank terkait yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tengah berembug untuk menentukan besaran biaya transaksi, lokasi ATM, dan jumlah ATM.

"Tetap ada fee, tapi perlu ada kesepakatan soal besarannya, sedang kita diskusikan, nanti juga perlu disosialisasikan ke masyarakat luas," katanya.

Peter menambahkan, dengan penggabungan ATM ini, biaya investasi masing-masing perbankan bisa lebih murah dan masyarakat dimudahkan untuk bertransaksi.

"Jadi dua-duanya bisa efisien," imbuhnya.

Dalam riset Mandiri Sekuritas disebutkan, empat bank BUMN akan mulai mengonsolidasikan ATM mereka mulai Juni 2015, dan akan dinamakan 'ATM Himbara Link'.

Untuk fase pertama, ATM tersebut akan berlokasi di 50 area Jabodetabek. Keempat bank BUMN tersebut adalah, Bank Mandiri, BRI, BTN, dan BNI.

Biaya transaksi di ATM ini akan diumumkan segera. Rencananya akan dibuat 800 ATM, jadi masing-masing bank BUMN ini akan berkontribusi mendirikan 200 ATM.

(Dewi Rachmat Kusuma/Angga Aliya)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads