PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mendorong penggunaan transaksi secara non tunai alias online menggunakan internet. Seiring perkembangan zaman, transaksi online lebih diminati dibanding transaksi melalui layanan kantor cabang.
Masyarakat bisa melakukan berbagai transaksi perbankan seperti transfer, isi pulsa, bayar tagihan listrik, kartu kredit, dan lain-lain.
Senior Vice President Transaction Banking Retail Group Bank Mandiri Rahmat Broto Triaji menyebutkan, pada 2014 terjadi penutupan 2.599 kantor cabang di seluruh dunia, di mana hal ini didorong salah satunya oleh peningkatan penggunaan layanan online.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rahmat menyebutkan, biaya untuk buka 1 kantor cabang mencapai Rp 1 miliar, sementara pasang 1 ATM sebesar Rp 70 juta.
"Kalau internet banking bangun sistem doang. Semakin ke sini tuntutan masyarakat sifatnya online, e-banking sudah menjadi lifestyle," katanya.
Saat ini, di Bank Mandiri sudah 90% lebih transaksi dilakukan via internet banking, dan 10% di cabang. Banyak kelebihan menggunakan e-banking.
"Bank Mandiri sejak 2009, tren transaksi di ATM naik terus, di cabang justru turun. Mobile banking mulai 2014 naik rata-rata satu tahun terakhir 80-100% pertumbuhannya. Internet banking 15-16%, ATM 20%," jelas dia.
Seiring perkembangan zaman, Rahmat melihat, internet banking akan mulai tergeser dengan adanya mobile banking. Mobile banking dinilai lebih praktis dan ekonomis.
"Dulu internet banking layanannya paling banyak diakses di kantor. Menjadi penyebab mobile banking lebih diminati dibanding internet banking. Tiga sampai lima tahun ke depan hanya mobile only, orang malas gunakan PC, internet banking pakai token. Infrastruktur mendukung, harga ponsel semakin murah," pungkasnya.
(drk/ang)











































