Buatan Kanada, Koin Rp 1.000 Berbahan Baja dan Nikel

Buatan Kanada, Koin Rp 1.000 Berbahan Baja dan Nikel

Angga Aliya - detikFinance
Rabu, 24 Jun 2015 10:19 WIB
Buatan Kanada, Koin Rp 1.000 Berbahan Baja dan Nikel
Upacara bendera di komplek Royal Canadian Mint, Kanada (Foto: KBRI Kanada)
Jakarta - Penaikan bendera merah putih dengan iringan lagu Indonesia Raya di komplek Royal Canadian Mint (RCM) menandai dimulainya kerja sama ekonomi di sektor baru antara Indonesia dan Kanada.

Mulai Senin 22 Juni 2015 pagi kemarin, pabrik koin mata uang di kota Winnipeg, Manitoba, Kanada itu akan memproduksi lempeng logam mata uang rupiah, yang dipesan oleh Bank Indonesia (BI).

RCM akan memproduksi koin dengan nominasi Rp 1.000 berbahan baku baja berlapis nikel. RCM memproduksi koin kosong (blank), sementara pencetakan nilai dan desain lainnya dilakukan oleh Peruri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Manajer Komunikasi Senior RCM, Alexander Reeves, koin buatan RCM diproduksi dengan teknologi yang saat ini diklaim sebagai tercanggih di dunia. Teknologi pelapisan berkali-kali (multiply plating) membuat koin tersebut tahan lama di segala cuaca, termasuk cuaca ekstrim.

"Koin kami sudah terbukti tahan menghadapi cuaca yang ekstrim di Asia, Afrika, dan Karibia," kata Alex dalam siaran pers KBRI Kanada, Rabu (24/6/2015).

Selain itu, proses multiply plating juga memungkinkan pelapisan ketebalan diatur dengan ukuran micron. Nah, perbedaan pelapisan itu membuat setiap denominasi bisa ditentukan ciri-ciri elektromagenetiknya, sehingga koin aman dari pemalsuan atau kejahatan lainnya.

Upacara bendera tersebut dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Kanada, Teuku Faizasyah, delegasi BI, Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) dan para petinggi RCM itu. Selesai upacara, seluruh peserta mengunjungi seluruh fasilitas produksi RCM.

RCM merupakan perusahaan koin yang cukup tua. Badan usaha yang 100% sahamnya dikuasai Pemerintah Kanada itu berdiri sejak 1908.

Selain mata uang berbahan baku baja, lebih dari 700 karyawan RCM juga memproduksi koin berbahan baku emas, perak, palladium, dan platina. Indonesia merupakan negara ke 34 yang memesan koin ke RCM.

"Pencetakan lempeng uang logam ini merupakan salah satu contoh kerja sama ekonomi di antara kedua negara di sektor yang baru," kata Faizasyah.

Sebagai sesama negara anggota G20, forum kerja sama negara-negara untuk stabilitas keuangan dunia, Indonesia dan Kanada berupaya memanfaatkan berbagai peluang kerja sama untuk mencapai kemanfaatan ekonomi yang saling menguntungkan.

Faizasyah juga mengharapkan kerja sama BI dan RCM dalam mencetak uang logam ini juga memiliki makna simbolis. Sebab, uang logam itu nantinya akan beredar di tengah-tengah rakyat Indonesia.

"Mudah-mudahan melalui uang logam ini faktor jarak fisik yang relatif jauh di antara kedua negara dan kerap menjadi faktor kendala, dapat lebih didekatkan secara psikologis." ujarnya.

(ang/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads