Asisten Direktur Departemen Pengedaran Uang Faisal mengatakan, program penukaran uang logam ini dilakukan karena banyak masyarakat yang masih menyimpan uang logam dalam jumlah besar.
"Ini kan banyak ditemukan di masyarakat, kita mau bantu terutama para pengurus masjid, biasanya mereka yang paling sering simpan uang receh kepingan (logam) di laci mereka," ujar Faisal ditemui detikFinance di Lapangan Monas, Selasa (30/6/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tempat penukaran uang logam tersebut, sambung Faisal, terletak terpisah dari lokasi penukaran uang receh lebaran. "Di pendopo sebelah parkir IRTI, kita buka sampai H-2 Lebaran," tuturnya.
Faisal mengungkapkan, fasilitas penukaran uang di Monas tersebut tanpa dipungut biaya. "Mau nukar tanpa batas silakan, daripada menumpuk di laci-laci masjid, silakan saja ditukar," katanya.
Program penukaran uang logam ini, lanjutnya, juga dipakai BI sekaligus untuk menarik uang logam yang sudah tidak layak edar karena rusak atau cacat.
"Yang masih layak kita bersihkan, yang sudah cacat kita musnahkan," jelas Faisal.
Sejak dibuka pada 22 Juni lalu, menurut Faisal, rata-rata nilai uang logam yang dikembalikan masyarakat baru mencapai Rp 10 juta setiap harinya.
Faisal tak menampik masih sepinya penukar uang logam di Monas karena sosialisasi yang kurang masif.
"Kita mau bantu masyarakat, saya himbau untuk segera ditukarkan. Memang (sosialisasi) masih sedikit, tapi sudah kita iklankan di media, dan ini tidak dipungut biaya," tukasnya.
(ang/ang)











































