"Alhamdulillah di tengah gejolak ekonomi yaang terjadi, BRI tetap mencetak laba Rp 11,8 triliun. Saya tidak tahu ini yang terbesar atau tidak, mohon dicek saja," ungkap Direktur Utama BRI Asmawi Syam dalam paparan kinerja di Gedung BRI, Jakarta, Jumat (31/7/2015)
Perolehan total pendapatan tersebut didorong oleh peningkatan interest income atau pendapatan bunga yang mencapai Rp 39,9 triliun atau tumbuh 18,4% dibandingkan semester I-2014. Komponen. Pendapatan bunga berkontribusi sebanyak 86,4% dari total pendapatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan total aset BRI yang didominasi oleh aset produktif juga turut memberikan pengaruh positif pada raihan total pendapatan dan laba bersih BRI, yakni aset dari Rp 621,9 triliun menjadi Rp 747,7 triliun atau meningkat 20,2% yoy.
Total kredit yang disalurkan oleh BRI adalah Rp 503,6 triliun atau tumbuh 9,7% yoy. Kredit di segmen mikro tumbuh 15% yoy menjadi Rp 165,8 triliun, ritel tumbuh 11,8% yoy menjadi Rp 187,3 triliun.
"Adapun kredit di segmen menengah turun tipis 2,9% yoy menjadi Rp 18,9 triliun dan kredit. Korporasi naik 2,8% yoy menjadi Rp 131,5 triliun, dimana kredit tersebut mayoritas disalurkan ke BUMN lainnya," jelasnya.
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 17,3% yoy, menjadi Rp 573,1 triliun. Deposito mengalami pertumbuhan lebih cepat, yaitu 26% yoy atau menjadi Rp 262,9 triliun. Sedangkan jumlah simpanan dalam bentuk Current Account Saving Account (CASA) tumbuh 10,8% yoy menjadi Rp 310,2 triliun.
Tingkat likuiditas terjaga dengan LDR pada level 87,8 % dan pertumbuhan ekuitas sebesar 20,1% menjadi Rp 101,6 triliun. Sehingga mendorong penguatan CAR menjadi 20,4%.
"Penguatan CAR tersebut menjadikan BRI memiliki landasan yang kuat tumbuh secara berkelanjutan di masa yang akan datang," tukasnya.
(mkl/hen)











































