Direktur Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI) Yati Kurniati menyebutkan, pertumbuhan kredit turun tajam hanya sebesar 10,4% pada bulan Juni 2015. BI mencatat Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hanya tumbuh 6,5% sedangkan penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) pada bulan yang sama hanya tumbuh 30,7%.
Atas dasar itulah, BI mengeluarkan beberapa kebijakan untuk menggairahkan bisnis properti dan otomotif. Resep yang diberikan BI ialah melonggarkan batasan Loan To Value (LTV) untuk KPR dan Down Payment (DP) untuk KKB, menjadi lebih rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, dinamika ekonomi global dan domestik yang terjadi saat ini berdampak besar terhadap industri properti dan otomotif.
"Kalau melihat tadi, apakah kita masih punya harapan? Kalau kita menghadapi perkembangan ekonomi masih belum kondusif, timbul pertanyaan masih adakah optimisme, tentu masih ada dan potensinya sangat besar," ujarnya.
Meski ekonomi sedang melambat, BI oprimis kondisi tersebut akan berangsur-angsur membaik sedangkan ekonomi akan meningkat dalam jangka menengah karena didukung oleh reformasi struktural.
"Kami berharap peluang-peluang tersebut dapat dimanfaatkan oleh pengembang sebagai pemasok dan masyarakat sebagai pembeli, dengan demikian pelonggaran uang muka kredit dapat berhasil dimanfaatkan," pungkasnya.
(drk/feb)











































