"Kami melakukan stress test di Rp 16.000, masih aman," ujar Wakil Direktur Utama BRI, Sunarso, saat ditemui di Hotel Millenium, Jakarta akhir pekan lalu.
Dia menjelaskan, posisi aman tersebut karena portofolio BRI di valuta asing (valas) minim, sehingga risiko tertekan oleh penguatan dolar AS juga minim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Sunarso menyebutkan, risiko kenaikan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) tetap ada, dan akan lebih tinggi dengan kondisi dolar yang terus mengalami penguatan.
BRI memprediksi, NPL akan naik ke 2,5-3,5% di tahun ini. Saat ini, NPL gross industri sebesar 2,47%.
"Kami kan memprediksi NPL nasional 2,5-3,5%, ini kami jaga mati-matian, itu gross. Zaman dulu NPL 5-6%, kalau BRI sekarang NPL netto 0,66%," imbuhnya.
(drk/dnl)











































