Ringgit Malaysia masih terancam di tengah kekhawatiran yang berkelanjutan mengenai kondisi politik terkait Perdana Menteri Najib Razak dalam kasus di 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Rupiah menempati posisi kedua pelemahan nilai mata uang terhadap Dolar AS sebesar 11,76 %. Mata uang Baht Thailand turun ke posisi terendah dari 6,5 tahun lalu melemah 8,23 %. Pemelahan terendah yaitu Dolar Taiwan melemah hanya 1,8%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasar saham China jatuh 20% sepekan terakhir. Perlambatan yang dialami negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia ini memicu 'goyang'nya pasar keuangan global.
Kekalahan pasar dan pesimisme akan kondisi ekonomi China membuat para pebajat Federal Reserve termasuk Presiden Kansas City Fed Bank, Esther George menyatakan hati-hati untuk The Fed menaikkan suku bunga. Investor terus mengawasi mengenai rencana kebijakan normalisasi The Fed
"Mata uang Asia harus menemukan beberapa stabilitas, terutama dengan China yang terus mencengkeram Yuan," sambung analis Barclays dalam catatannya.
Bank Sentral Thailand merespon kondisi pelemahan nilai mata uang Baht dengan rencana menambah alokasi dana mencapai US$ 100 juta, naik US$ 5 juta per tahun untuk langsung berinvestasi di bursa efek luar negeri.
Bank Indonesia merespona dengan langkah langsung menjual dolar pada Kamis (27/8/2015). Peso Filipina melemah 4,36 %. Dolar Singapura, mata uang negara dengan ekonomi negara paling maju di Asia Tenggara pun melemah 5,40%.
Nilai Mata Uang Negara Asia Tenggara dan Asia Timur terhadap Dolar AS, Januari-28 Agustus 2015
- Jepang Yen 121,10 -1.19
- Singapura Dollar 1,4017 -5.40
- Taiwan Dollar 32,300 -1.80
- Korea Won 1.172,41 -6.24
- Thailand Baht 35,85 -8.23
- Filipina Peso 46,76 -4.36
- Indonesia Rupiah 14.030 -11.76
- India Rupee 66,05 -4.57
- Malaysia Ringgit 4,2020 -16.79
- China Yuan 6,3930 - 2.96











































